Bisnis.com, JAKARTA – Jakarta International Container Terminal (JICT) menyampaikan klarifikasi sejalan dengan beredarnya video sopir yang mengeluhkan lambatnya layanan operator crane, karena gencarnya pemberantasan pungutan liar (pungli) di lingkungan pelabuhan.
Wakil Direktur Utama JICT Budi Cahyono menjelaskan, video tersebut dibuat pada saat istirahat salat Jumat (11/6/2021). Budi menyebut, jangka waktu rekaman video kejadian tersebut setelah adanya penangkapan sebanyak delapan operator crane yang terbukti melakukan pungli pada Kamis (10/6/2021).
Namun, menurutnya pernyataan sopir truk dalam video tersebut tak benar karena menyalahkan operator yang tidak bekerja dengan layanan maksimal setelah penindakan tegas terhadap oknum pungli. Video tersebut, terangnya, merekam aktivitas saat jam istirahat salat Jumat.
Pada jam istirahat tersebut, kata Budi, aktivitas bongkar-muat dihentikan. Bersamaan dengan itu, sistem IT juga dilakukan penyegaran.
"Viral video di masyarakat kami perlu jelaskan ini kejadian diambil waktu istirahat salat Jumat. Pada hari Jumat ini istirahat operator itu semua karyawan JICT dari Pk.11.30 sampai Pk.13.00 itu diberi kesempatan kepada permanen maupun outsourcing. Kemudian kami untuk gunakan IT refresh. Kalau sistem tidak di-refresh itu tidak maksimal," katanya dalam keterangannya dikutip, Kamis (17/6/2021).
Direktur Utama PT JICT Ade Hartono juga membantah hal tersebut. Dia meminta para sopir truk tak memberikan uang tips kepada operator. Menurutnya, tanpa uang tips, JICT tetap memberikan pelayanan bongkar-muat.
Saat ini, proses bongkar muat-barang di JICT untuk impor harus tuntas dalam waktu 117 menit. Dia mengatakan, selama ini proses bongkar-muat rata-rata tuntas dalam waktu 109 menit.
“Jadi kalau ada truk impor butuh waktu 1-2 jam wajar. Pada waktu peak bisa lama lagi, karena dari gate ke lapangan itu butuh waktu, truk nggak bisa ngebut. Kemudian untuk mencari kontainer dulu, kalau posisinya di bawah maka harus memindah. Maka standar kerja 117 menit," jelasnya.
Sementara itu, proses bongkar-muat kontainer barang ekspor dilakukan dengan standar 85 menit. Dalam kegiatannya, kata Budi, rata-rata bisa diselesaikan dalam waktu 72 menit.
"Proses masuknya truk punya pola di mana weekend lebih banyak, karena pada weekday eksportir di pabrik, kemudian weekend masuk pelabuhan jadi numpuk, maka tidak tertutup kemungkinan terjadi penumpukan pada weekend tapi masih bisa kami manage," imbuhnya.