Bisnis.com, JAKARTA — Proyek pengembangan Lapangan Merakes di wilayah kerja East Sepinggan telah diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif pada Selasa (8/6/2021).
Proyek dengan investasi senilai US$1,3 miliar itu dilaksanakan oleh KKKS Eni East Sepinggan, merupakan proyek pengembangan lapangan gas laut dalam di lepas pantai Kutai Basin dengan kedalaman air kurang lebih 1500 meter. Proyek ini akan memegang rekor tie-back bawah laut terpanjang dari fasilitas induknya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pengembangan Lapangan Merakes ini mendukung peningkatan produksi sehingga dapat mendukung pemenuhan gas dalam negeri.
Produksi Lapangan Merakes akan berkontribusi perpanjangan umur operasi kilang LNG Bontang. Gas dari Lapangan Merakes dan Jangkrik juga disalurkan melalui pipa gas untuk kebutuhan dalam negeri sebesar 117 MMscfd 2022–2025.
Arifin menyampaikan bahwa gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang mempunyai peranan penting dalam mewujudkan ketahanan energi di tanah air.
Saat ini, porsi gas bumi dalam bauran energi nasional sekitar 19 persen dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, ditargetkan meningkat menjadi 22 persen pada tahun tahun 2025.
“Sekali lagi saya mengucapkan selamat kepada SKK Migas dan ENI Indonesia beserta PHE dan Neptute Energy atas keberhasilan produksi gas di Lapangan Merakes ini,” ujar Arifin dalam keterangan resminya, Selasa (8/6/2021).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sempat mengakibatkan pembangunan proyek Merakes terhenti sehingga mengalami kemunduran. Namun, apresiasi tinggi diberikan kepada ENI yang telah dapat mengawal 8,6 juta jam kerja tanpa adanya fatality.
Dampak pandemi Covid-19 lebih dalam dari perkiraan awal. Namun, membaiknya harga minyak dunia yang lebih cepat dari perkiraan, bahkan pada minggu ini sempat berada di kisaran US$70 per barel, diharapkan menjadi angin segar bagi keberlangsungan upaya meningkatkan investasi hulu migas.
“Tentu saja, tantangan akan selalu ada, oleh karena itu mari bergandeng tangan agar dapat melalui masa sulit ini bersama-sama demi tercapainya visi bersama Indonesia pada tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 bscfd,” kata Dwi.