Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah masih mengkaji skema phasing out atau penghentian secara bertahap operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dalam rangka menuju target net zero emission atau netral karbon.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan bahwa pemerintah masih mendiskusikan sejumlah skenario program pensiun PLTU yang telah dirancang.
Satu opsi yang dipertimbangkan adalah memensiunkan PLTU sesuai dengan umur teknis dan umur ekonomis pembangkit. Pemerintah telah mendata mana saja PLTU yang mendekati umur pensiun atau yang nilai asetnya sudah nol.
"Sampai sekarang kami masih pakai opsi membiarkan PLTU pensiun secara alami. Jadi tidak dipaksa pensiun karena akan menimbulkan cost," ujar Rida dalam konferensi pers, Jumat (4/6/2021).
Terkait dengan aset PLTU yang dipensiunkan, kata Rida, pemerintah juga belum menentukan opsi penanganannya.
"Asetnya mau dikemanain? Itu jadi agenda dan bagian diskusi kami. Belum ada keputusan, apakah nanti dibongkar, saya enggak tahu," katanya.
Sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa perseroan telah merancang program penghentian pengoperasian PLTU sepanjang 2025-2055 guna mencapai target net zero emission pada 2060.
Penghentian PLTU akan dimulai pada 2025, yakni dengan melakukan penggantian perencanaan PLTU dan PLTMG dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) baseload sebesar 1,1 GW.
Kemudian pada 2030, direncanakan retirement PLTU subcritical tahap pertama sekitar 1 GW, antara lain PLTU Muarakarang, Tambaklorok, dan Gresik. Retirement PLTU subcritical tahap kedua sebesar 9 GW rencananya dilakukan di 2035.
Untuk 2040, ditargetkan retirement PLTU supercritical sekitar 10 GW. Lalu, retirement PLTU ultra supercritical tahap pertama sebesar 24 GW direncanakan pada 2045 dan retirement PLTU ultra supercritical terakhir sebesar 5 GW akan dilakukan di 2055.
"Skenario zero carbon di 2060, energi mix PLTU akan mulai turun dengan adanya retirement dari PLTU dan adanya EBT yang masuk ke sistem. Kami cukup percaya diri capai karbon netral di 2060," kata Darmawan.