Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR, Ir Nicodemus Daud menyatakan ada sejumlah hal penting untuk dicermati dan perlu segera ditindak lanjuti terkait kapasitas rantai pasok Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK), khususnya baja ringan, di tanah air.
Hal pertama, tentang ancaman terganggunya produksi yang bisa berdampak pada kerugian yang tidak sedikit.
Kedua, yang menjadi sorotan Nicodemus adalah masih tingginya permintaan Cold Roll Coil (CRC) sebagai bahan baku BJLAS. Namun saat ini suplainya terhambat karena fluktuasi harga dan alokasi yang terbatas sehingga hal ini harus menjadi perhatian khusus.
Berikutnya, temuan ketiga yang cukup penting diapresiasi adalah tingginya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada material konstruksi Tatalogam Group.
Kemudian Nicodemus juga menyoroti perlunya merencanakan strategi dalam membangun ekosistem. “Saya senang kita bicara ekosistem. Tidak bicara per factory. Yang ini tidak mungkin sendiri, harus ada pendukung juga, ada demand, ada supplay, ini harus berimbang. Harus berjalan. Ini juga tadi bahwa ekosistemnya harus mendukung semuanya. Kami mencoba menjadi satu fasilitator, menjadi suatu mediator, tugas kami menyeimbangkan semua itu,” jelasnya.
Yang terakhir, Nicodemus juga mengingatkan akan pentingnya pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi (SDMPK) sesuai amanat Peraturan Menteri PUPR NO.7 TAHUN 2021 tentang Pencatatan Sumber Daya Material dan Peralatan Konstruksi.
"Dalam Permen itu disebutkan bahwa tujuan pencatatan SDMPK ini adalah untuk menyiapkan pangkalan data SDMPK, Meminimalkan ketidakpastian informasi terkait ketersediaan SDMPK, mendukung pemenuhan standar Keamanan, Kesehatan, Keselamatan, dan Keberlanjutan (K4),"" ujarnya saat berkunjung ke 3 lokasi fasilitas produksi baja ringan milik PT Tatalogam Lestari, di kawasan Industri Silicon Valey, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dikutip dari keterangan tertulis.
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan Nicodemus menjelaskan, kegiatan ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap tugas dan fungsi dalam pembinaan rantai pasok material konstruksi yang dikelola oleh Direktorat Jendral Bina Konstruksi Kementerian PUPR.
Vice Presiden PT Tatalogam Lestari, Stephanus Koeswandi menyebut,rantai pasok material konstruksi harus dijaga keseimbangannya. Karena dampaknya cukup siginifikan dalam pembangunan infrastruktur di tanah air.
“Industry konstruksi sangat penting menjadi tulang punggung dalam pemulihan ekonomi karena dampak pandemic covid 19. Yang harus digaris bawahi, kami di Tatalogam Group juga mengusung rantai pasok material konstruksi. Kalau diindustri. Kalau di bisnis kita bicara ekosistem dari hulu ke hilir. Kita kawal. Karena ekosistem baja ringan ini perlu kita jaga supaya selalu sehat dan berkembang terus khususnya dalam mendukung infrastruktur, terutama dalam pembangunan ibukota baru kita.,” terang Stephanus.
PT Tatalogam Lestari merupakan salah satu produsen baja ringan nasional di Indonesia yang memproduksi genteng metal dan baja ringan yang sudah mengantungsi sertifikat TKDN dan SNI. Tatalogam Group juga merupakan perusahaan manufaktur logam pertama yang telah bertransformasi menuju industri 4.0.