Bisnis.com, SURABAYA — BUMN pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I–IV akan melakukan peleburan usaha atau merger. Nantinya akan ada empat subholding yang fokus pada operasional bisnis tertentu. Masing-masing subholding tersebut ternyata memiliki rencana IPO.
Direktur Pelindo II sekaligus Ketua OC, Arif Suhartono menjabarkan 4 sub-holding atau operasional bisnis di antaranya operasional peti kemas, nonpeti kemas, marine dan equipment, serta logistik.
Terkait pendanaan ke depan, kata Arif, tidak menutup kemungkinan setiap subholding akan melantai bursa atau melakukan penawaran saham perdana (IPO). "IPO hanya sebagian opsi untuk mencari dana apabila membutuhkan," katanya dalam Sarasehan Media Bersama Pelindo I–IV, Kamis (27/5/2021) malam.
Adapun terkait merger, Arif mengatakan bahwa penggabungan usaha akan memberikan keuntungan bagi konsumen. Pasalnya selama ini konsumen kontainer sekitar 70–80 persen adalah konsumen yang sama yang dilayani oleh Pelindo I–IV.
"Nah korelasi integrasi dengan biaya logistik itu apa? Jadi contoh di pelabuhan kami di Pelindo II, ada pelabuhan yang sebelum ditransformasi bongkar muatnya butuh 5–6 hari, setelah ditransformasi hanya butuh 1 hari. Artinya bagi shipping line ada kesempatan sailing time," jelasnya.
Pada intinya, kata Arif, alasan utama dalam rencana bersatunya Pelindo ini adalah terkait ekonomi yakni bagaimana memberikan servis dengan level yang sama di setiap terminal pelabuhan di seluruh Indonesia, serta efisiensi, dan membantu layanan domestik.
"Jadi melalui integrasi ini, kami akan propose untuk head office layanan petikemas ada di Surabaya sehingga size bisnis peti kemas di Surabaya adalah milik Pelindo peti kemas dari ujung ke ujung. Kemudian nonpeti kemas di Medan dan head office marine di Sulawesi," jelasnya.
Sementara itu, secara kesiapan, lanjut Arif, Pelindo I–IV sudah cukup siap dan sudah dalam progres mematangkan lebih dari 60 persen.