Bisnis.com, JAKARTA - Alibaba Group Holding Ltd. dan mitranya menginvestasikan US$400 juta atau sekitar Rp5,70 triliun di perusahaan ritel Vietnam, Masan Group Corp. Kesepakatan ini akan memperluas bisnis makanan online oleh raksasa e-commerce China itu di Asia Tenggara.
Alibaba dan Baring Private Equity Asia memimpin konsorsium yang akan mengambil 5,5 persen saham di The CrownX, yang memegang kepemilikan Masan di Masan Consumer Holdings dan VinCommerce, sementara konglomerasi itu akan memiliki 80,2 persen saham perusahaan setelah investasi tersebut. Kesepakatan itu menyiratkan penilaian pra-investasi sebesar US$6,9 miliar untuk The CrownX.
Masan sedang dalam pembicaraan lanjutan dengan investor lain tentang investasi lebih lanjut sebesar US$300 juta hingga US$400 juta ke dalam The CrownX yang diharapkan akan ditutup pada 2021, kata perusahaan itu. Saham perusahaan menguat sebanyak 2,7 persen pada awal perdagangan Selasa.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, perusahaan ritel Vietnam akan bekerja sama dengan unit Alibaba di Asia Tenggara, Lazada, untuk memperluas bisnis digitalnya di negara tersebut. Perusahaan milik Jack Ma itu sedang berusaha untuk memperluas pijakannya di Asia Tenggara, rumah bagi lebih dari 650 juta orang, karena persaingan dan pengawasan peraturan yang meningkat di pasar asalnya di China.
Ekonomi digital Vietnam diperkirakan akan tumbuh menjadi US$52 miliar pada 2025, peningkatan tahunan sebesar 29 persen dari 2020, menurut perkiraan oleh Bain & Co., Google dan Temasek.
“Langkah tersebut harus memperkuat posisi kompetitif Lazada dengan memperluas penawarannya di bahan makanan, mirip dengan akuisisi RedMart di Singapura,” kata analis senior Bloomberg Intelligence Vey-Sern Ling, dilansir Bloomberg, Selasa (18/5/2021).
Baca Juga
Dia melanjutkan pasar dagang-el Asia Tenggara baru lahir dan Alibaba mungkin akan berinvestasi lebih banyak di masa depan, terutama karena persaingan di kawasan ini meningkat.
VinCommerce akan menyediakan bahan makanan ke platform e-commerce Lazada di Vietnam dan mengubah toko fisiknya menjadi titik pengambilan untuk pesanan online. Sementara itu, bahan makanan menyumbang setengah dari pasar ritel negara itu dan seperempat belanja konsumen, tetapi penetrasi online masih perlu digenjot.
“Prioritas langsung kami adalah memodernisasi pasar grosir Vietnam dan mengembangkan proposisi konsumen yang tak tertandingi dari bermacam-macam hingga pengalaman berbelanja,” kata Danny Le, CEO Masan Group.
Grup Masan dikendalikan oleh taipan Vietnam Nguyen Dang Quang. Menurut situs webnya, perusahaan didirikan pada 1996 dan berbasis di Kota Ho Chi Minh, serta terkenal dengan kecap ikannya yang dijual dengan merek Chin-Su dan Nam Ngu.
Perusahaan memiliki minat pada ritel dan pertambangan serta saham di Bank Saham Gabungan Teknologi & Komersial Vietnam, umumnya dikenal sebagai Techcombank.