Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, Pasar Primer Properti Terkoreksi, Terbantu Pasar Sekunder

AREBI mengungkapkan bahwa sepanjang tahun lalu, terutama pada semester kedua, pasar sekunder properti lebih baik dibandingkan dengan pasar primer.
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021)./Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021)./Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar sekunder perumahan sepanjang tahun lalu cukup baik bila dibandingkan dengan pasar primer, menurut Ketua Umum DPP Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong.

Dia mengakui bahwa 2020 merupakan tahun yang cukup menantang. Pada awalnya, para pengembang dan broker berharap sepanjang tahun lalu sektor properti booming kembali atau lebih baik daripada 2019.

Namun, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia berdampak pada tertekannya properti primer dan sekunder pada semester pertama tahun lalu. Pada semester kedua, pasar properti sekunder merangkak naik dan lebih baik dari sektor primer.

"Pada paruh kedua 2020 pasar second-nya mempunyai konstribusi yang besar dibandingkan dengan pasar primer. Untuk properti primer memang terkoreksi, namun ter-cover pasar second," ujarnya dalam webinar Meneropong Pasar Properti 2021 pada Kamis (8/4/2021).

Dia menuturkan banyak developer yang wait and see serta melakukan launching yang terbatas dengan lebih menyasar rumah tapak dengan harga sekitar Rp1 miliar.

Lukas menilai banyak developer besar yang agresif melakukan launching hunian rumah tapak dengan harga sekitar Rp1 miliar karenak pasar hunian sekitar Rp1 miliar ini sangat besar.

Menurut dia, memang untuk high rise bukan pilihan pengembang sepanjang tahun lalu karena lebih merayap dan sulit bangkit.

“Untuk broker properti memang kondisinya complicated karena mereka harus bertahan sehingga mereka menyasar ke pasar second, suplai dari pengembang kurang. Pasar second saat pandemi besar karena orang jual rumah memang karena butuh uang," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper