Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kemenhub terpaksa menghemat anggaran sebesar Rp1,98 triliun untuk membantu penanganan pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan anggaran yang semula ditetapkan sebesar Rp7,6 triliun terpaksa dipangkas menjadi Rp5,6 triliun untuk sejumlah program dan kegiatan di 2021.
"Pada Ditjen Perhubungan Darat sendiri untuk refocusing dan realokasi anggaran ini terjadi penghematan sebesar Rp1,98 triliun dari rupiah murni sehingga pagu alokasi dari semula Rp7,6 triliun menjadi Rp5,6 triliun," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI, Rabu (7/4/2021).
Padahal dia menyebut, pagu alokasi yang semula ditetapkan sebesar Rp7,6 triliun tersebut telah meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp5,4 triliun.
"Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 masih perlu penanganan dan masih diperlukannya anggaran untuk pengadaan vaksin, dukungan anggaran perlindungan sosial, serta pemulihan ekonomi nasional sehingga kemudian berimbas pada adanya refocusing dan realokasi belanja kementerian dan lembaga pada 2021," ujarnya.
Lebih lanjut Budi memerinci, pagu anggaran Ditjen Hubdat pada 2021 per jenis belanja terhadap total alokasi setelah refocusing adalah sebagai berikut, belanja pegawai Rp500 miliar (8,86 persen), belanja barang Rp2,54 triliun (44,94 persen), dan belanja modal Rp2,6 triliun (46,20 persen).
Baca Juga
"Terkait dengan refocusing yang dilakukan dapat kami laporkan bahwa kriteria refocusing hanya dapat dilakukan pada rupiah murni sehingga kegiatan yang bersumber pendanaan dari SBSN dan PNBP tidak dilakukan refocusing," jelasnya.
Sementara itu dia menambahkan, jika pagu alokasi setelah refocusing dibagi per kegiatan sesuai redesain sistem perencanaan dan penganggaran, dapat dikelompokkan sebagai berikut, infrastruktur konektivitas transportasi darat Rp2,016 triliun, pelayanan transportasi darat Rp1,1 triliun, keselamatan dan keamanan transportasi darat Rp995 miliar, penunjang teknis transportasi darat Rp554 miliar, dan dukungan manajemen Rp924 miliar.