Bisnis.com, JAKARTA - Kalimantan Selatan (Kalsel) mampu mencetak sejarah yang cemerlang dalam hal ketahanan pangan.
Sejak 2016 hingga saat ini, Kalsel mampu terus mengenjot produksi berasnya dan setiap tahun terus mengalami peningkatan. Sejak tahun 2016, Kalsel sudah memperoduksi sebanyak 2 juta ton gabah (setara dengan 1,4 juta ton beras). Hal ini terus meningkat hingga saat ini.
Tidak mengherankan bila Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut Kalsel merupakan salah satu penyanggah pangan nasional. Dan di tahun 2020 Kalsel di bawah kepemimpinan Gubernur Sahbirin atau yang sering dipanggil Paman Biri, memperoleh penghargaan di Kementerian Pertanian karena berhasil mengamankan stok pangan selama pandemi Covid-19. Itulah yang disampaikan Zul Fahmi, koordinator Koalisi Rakyat Banjar.
“Kementerian Pertanian sudah kasih apresiasi. Itu salah satu wujud pengakuan di tingkat nasional,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulisnya.
Kemampuannya Kalsel tetap mengamankan stok pangan di tengah pandemi covid-19 yang membuat perekonomian dunia dan nasional bergerak lambat bahkan defisit merupakan prestasi yang tidak tangung-tanggung. Hal tersebut bisa dikatakan menjadi cahaya harapan di tengah lesunya perekonomian. Apalagi keberhasilan ini terkait masalah pangan yang merupakan kebutuhan mendasar rakyat dan bisa menimbulkan instabilitas bila tak terpenuhi. “Sampai sekarang, capaian itu masih berlanjut,” ujar Fahmi.
Catatan emas dalam semua keberhasilan ini memang tidak terlepas dari tangan dingin kepemimpinan Gubernur Sahbirin. Kemampuannya melakukan transformasi pertanian dengan pendekatan teknologi dan menyemangati petani Kalsel. “Kami berharap prestasi ini terus dipertahankan,” kata Fahmi.
Paman Birin, ujar Fahmi, juga merupakan tipikal pemimpin yang sangat memperhatikan peningkatan kesejahteraan para petani. Peningkatan kesejahteraan petani adalah harga mati bagi Paman Birin. Kecintaannya pada petani meletakkan sektor pertanian menjadi primadona di Kalsel.
Hal itulah yang menjadi faktor penentu mengapa petani tetap bersemangat walau dalam kondisi perekonomian yang lesu akibat pandemi covid-19. Satu hal yang juga menarik dari Paman Birin adalah kemampuannya dalam menggerakkan roda ekonomi dengan melihat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kalsel. “Ekonomi di Kalsel, meski sempat terdampak Covid-19 sekarang sudah berkembang lagi,” ujarnya.
Kalsel memang terkenal memiliki lahan yang demikian luas. Namun bila tak dikelola dengan cerdas maka bisa saja akan sia-sia dan menjadi lahan tak produktif. Di sinilah kejelian seorang Paman Birin dalam mengenjot potensi Kalsel untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Kalsel.
Di samping itu, kemampuannya menggerakkan organisasi pemerintahan dengan profesional dan rasa tanggungjawab meletakkan pemerintah hadir sebagai pelayan rakyat.
“Sikap mengayomi yang kuat dan mampu merangkul berbagai pihak dari berbagai kelompok dan golongan untuk bersama-sama dalam membangun Kalsel adalah sebuah capaian yang jarang dimiliki pemimpin lain,” tegas Fahmi.