Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meleset dari Target, Pertumbuhan Vietnam Kuartal I Tembus 4,48 Persen

Kantor Statistik Umum Vietnam mengatakan PDB naik 4,48 persen dari tahun sebelumnya, kecepatan yang sama dengan kuartal terakhir 2020. Ekonom yang disurvei Bloomberg mengharapkan pertumbuhan 5,7 persen.
Papan iklan besar berisi pemberitahuan tentang virus corona terpampang di jalanan Hanoi, Vietnam, Jumat (29/5/2020)./Bloomberg-Maika Elan
Papan iklan besar berisi pemberitahuan tentang virus corona terpampang di jalanan Hanoi, Vietnam, Jumat (29/5/2020)./Bloomberg-Maika Elan

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan produk domestik bruto Vietnam tetap stabil pada kuartal pertama, menurunkan ekspektasi untuk ekonomi yang telah menjadi salah satu yang paling tangguh di dunia selama pandemi.

Kantor Statistik Umum Vietnam mengatakan PDB naik 4,48 persen dari tahun sebelumnya, kecepatan yang sama dengan kuartal terakhir 2020. Ekonom yang disurvei Bloomberg mengharapkan pertumbuhan 5,7 persen.

Nguyen Thi Huong, kepala kantor statistik, menjelaskan wabah baru Covid-19 di beberapa bagian negara itu menyebabkan kesulitan ekonomi pada kuartal pertama. Meski begitu, Nguyen menggambarkan pertumbuhan itu sebagai perbaikan dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu, ketika PDB tumbuh 3,68 persen.

Vietnam adalah salah satu dari sedikit ekonomi di dunia yang tidak terkontraksi tahun lalu di tengah pandemi. Awal bulan ini Moody's Investors Service menaikkan prospeknya untuk Vietnam menjadi positif dari negatif sambil menegaskan peringkat Ba3-nya, dengan mengatakan bahwa negara tersebut memperoleh keuntungan dari pergeseran global dalam produksi, perdagangan dan konsumsi setelah pandemi.

Menanggapi langkah tersebut, Kementerian Keuangan berjanji untuk terus mengejar kebijakan yang memastikan stabilitas ekonomi makro dan meningkatkan daya saing ekonomi. Parlemen telah menetapkan target resmi pertumbuhan 6 persen tahun ini, tetapi pemerintah berharap dapat mendorongnya setinggi 6,5 persen.

Sementara itu, ekspor naik 19,2 persen pada Maret dibandingkan tahun sebelumnya, sementara impor naik 27,7 persen. Negara ini mengalami surplus perdagangan US$ 400 juta untuk bulan tersebut, di bawah ekspektasi US$ 1 miliar.

Untuk periode Januari-Maret, ekspor meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya, dan impor naik 26,3 persen. Adapun harga konsumen naik 1,16 persen tahun pada Maret.

Manufaktur adalah pendorong utama pertumbuhan kuartal pertama, naik 9,45 persen dari tahun sebelumnya. Investasi asing langsung yang disalurkan pada kuartal pertama naik 6,5 persen secara year-on-year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper