Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tidak Ada Impor, Jokowi Pastikan Bulog Serap Beras Petani

Jokowi segera memerintahkan Perum Bulog dan Kementerian Keuangan untuk menyiapkan anggaran guna menyerap beras petani. 
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintah tidak akan membuka keran impor beras hingga Juni 2021. Jokowi juga memastikan Perum Bulog akan menyerap beras petani.

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam keterangan pers terkait impor beras yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden jumat (26/3/2021).

"Saya pastikan beras petani akan diserap oleh Bulog," kata Jokowi.

Untuk mendukung program tersebut, Jokowi segera memerintahkan Kementerian Keuangan untuk menyiapkan anggaran guna menyerap beras petani. 

"Saya akan segera memerintahkan Menteri Keuangan [Sri Mulyani] agar membantu terkait anggarannya," ucap Presiden Jokowi. 

Dia juga mengaku memahami bahwa saat ini tengah memasuki masa panen raya, Bukan itu saja, Jokowi mengakui harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan.

Oleh karenanya, Jokowi dia pun meminta atar perdebatan yg berkaitan dengan impor beras segera dihentikan.

"Ini justru bisa membuat harga jual gabah di tingkat petani turun atau anjlok," tegas Jokowi.

Merujuk pada Peraturan Presiden No. 48/2016 tentang Penugasan Kepada Perum Bulog dalam Rangka Ketahanan Pangan Nasional, tugas Bulog mencakup berbagai aspek mulai dari pengamanan harga beras ditingkat produsen dan konsumen, pengelolaan CBP, dan penyediaan dan pendistribusian beras kepada golongan masyarakat tertentu.

Dalam penjelasan kepada Komisi VI DPR, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan bahwa CBP Bulog dengan kualitas bagus hanya berada di kisaran 500.000 ton. Posisi stok CBP yang berada di bawah 1 juta ton itu menjadi salah satu alasan pemerintah mengeluarkan alokasi impor.

“ 800.000 ton dikurangi beras impor 2018, sisanya tinggal 500.000 ton. Itu yang saya takutkan. Karena dengan angka 500.000 ton tersebut, pemerintah bisa dipojokkan pedagang. Kalau harga naik, saya juga yang disalahkan. Ini tanggung jawab saya,” kata Lutfi.

Lutfi menyebutkan bahwa rencana untuk menambah stok Bulog yang dalam kondisi riskan telah ada sebelum dia dilantik sebagai menteri perdagangan menggantikan Agus Suparmanto pada 23 Desember 2020. Salah satu opsi untuk mengamankan stok Bulog, dia sebut adalah lewat pengadaan luar negeri.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola perusahaan dalam posisi aman. Data terakhir memperlihatkan stok total Bulog mencapai 923.471 ton dengan beras CBP sebanyak 902.352 ton dan stok komersial 21.119 ton per 22 Maret 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper