Bisnis.com, JAKARTA - Nokia Oyj berencana untuk memangkas hingga 10.000 pekerjaan pada tahun-tahun mendatang karena pembuat peralatan telekomunikasi mencari cara baru untuk menghemat uang dan tetap kompetitif dengan saingannya, Ericsson AB.
Dilansir Bloomberg, Selasa (16/3/2021), perusahaan asal Finlandia itu dalam sebuah pernyataan mengatakan langkah-langkah tersebut dimaksudkan untuk memotong 600 juta euro (US$715 juta) dari basis biaya Nokia pada akhir 2023. Keputusan tersebut tidak memerlukan perubahan prospek untuk 2021.
Pemotongan pekerjaan, yang dapat memangkas hingga 10 persen tenaga kerja, mengikuti laporan tahunan yang membuat investor kecewa di tengah prospek penurunan pendapatan yang berkelanjutan.
Nokia mengatakan rencana restrukturisasi dapat menelan biaya sebanyak 700 juta euro selama dua tahun mendatang.
Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi yang diluncurkan pada Oktober 2020, dan menciptakan model operasi baru yang diharapkan akan membantunya mengatasi pasar dengan lebih baik.
Hal itu karena Ericsson, yang berbasis di Swedia, berhasil membangun jaringan 5G lebih cepat dari yang diharapkan, mencapai target profitabilitas lebih cepat dari jadwal.
Dengan perubahan terbaru di Nokia, Chief Executive Officer Pekka Lundmark mengatakan bahwa masing-masing dari empat grup bisnis perusahaan telah mengidentifikasi jalur yang jelas menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan dan mereka mengatur ulang basis biaya untuk berinvestasi di masa depan.