Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan konstruksi Bendungan Karalloe akan rampung pada awal semester II/2021. Dengan demikian, konstruksi Bendungan Karalloe berlangsung selama 8 tahun sejak 2008.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan-Jenebarang mencatat saat ini perkembangan konstruksi Bendungan Karalloe telah mencapai 90 persen. Adapun, total investasi yang terserap oleh pembangunan bendungan tersebut mencapai Rp1,24 triliun.
"Pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu, kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi, Rabu (10/3/2021).
Baca Juga : Waduk Sindang Heula Buka Beragam Peluang Usaha |
---|
Basuki berujar pembangunan Bendungan Karalloe harus diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasi. Menurutnya, hal tersebut penting agar air baku hasil tampungan bendungan tersebut dapat mengalir sampai ke sawah-sawah petani di Sulawesi Selatan.
Seperti diketahui, Bendungan Karalloe memiliki potensi untuk mengairi lahan hingga 7.004 hektar. Secara total, Bendungan Karalloe memiliki luas genangan sekitar 248,5 hektar.
BBWS Pompengan-Jenebarang mencatat Bendungan Karallloe saat ini siap melakukan impounding atau penggenangan awal untuk menjaga kontinuitas suplai air irigasi ke lahan pertanian.
Bendungan Karallloe memiliki kapasitas tampungan sekitar 40,53 juta meter kubik. Selain untuk irigasi, bendungan tersebut juga memiliki potensi sebagai pengendali banjir sebesar 49 liter per detik dan pembangkit listrik mikrohidro dengan kapasitas 4,5 Megawatt.
Di sisi lain, Basuki menilai Bendungan Karalloe memiliki potensi sebagai destinasi pariwisata. Pasalnya, ujar Basuki, terdapat hutan sehingga udaranya masih sejuk dan bersih di sekeliling Bendungan Karallloe.
Berdasarkan catatan Kementerian PUPR, konstruksi Bendungan Karallloe dilakukan dengan dua paket, yakni paket I (2013-2019) senilai Rp568 miliar dan paket II (2018-2020) senilai Rp657 miliar. Konstruksi bendungan tersebut dilakukan oleh dua perusahaan konstruksi yakni PT Nindya Karya (Persero) pada paket I dan KSO PT Nindya Karya (Persero)-PT Rezeki.
Lokasi Bendungan Karalloe berjarak 137 Km ke arah Tenggara Kota Makassar, tepatnya di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Basuki berharap pembangunan Bendungan Karalloe yang disertai jaringan irigasi diharapkan dapat membantu petani untuk meningkatkan intensitas tanamnya.