Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyebutkan bahwa proses pembentukan holding baterai untuk ekosistem kendaraan listrik akan rampung dalam waktu dekat.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa hingga saat ini proses pembentukan holding tersebut masih terus berlangsung. Namun, proses itu sudah mendekati tahapan final.
"Dalam porsesnya saat ini mungkin tidak akan lama lagi EV [electric vehicle] baterai, holding ini akan jadi tidak lama, hampir sebulan, dua bulan selesai, tidak lama lah kalau sudah target dan ini akan menjadi sebuah perusahaan yang menghasilkan EV baterai tadi, dan akan mengusai dari hulu ke hilir," ujarnya dalam acara Prospek Pembentukan Holding Baterai, Kamis (4/3/2021).
Arya mengungkapkan, nantinya setelah holding ini terbentuk, akan ada banyak perusahaan patungan (joint venture/JV) yang akan dibentuk dari segala lini bisnis. Untuk di hulu nantinya holding ini akan membuat JV dengan PT Aneka Tambang Tbk., untuk di intermediate akan dibentuk JV dengan Pertamina, dan di hilir akan dibentuk JV dengan PLN dan Pertamina.
"Ini JV holding baterai dengan Antam, precussor dan katoda ini JV holding dengan Pertamina misalnya, kemudian nanti juga battery cell dan battery pack ini JV holding baterai dengan Pertamina dan PLN. kemudian ESS [electric storage system] assembling itu adalah JV antara holding baterai dengan PLN, misalnya. Kemudian untuk recycling itu JV holding baterai dengan Pertamina," ungkapnya.
Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan EV Battery Agus Tjahjana membenarkan bahwa pembentukan holding baterai sudah di depan mata.
Menurutnya, holding akan terbentuk tidak lama lagi.
Agus mengatakan bahwa empat perusahaan yang akan tergabung dalam holding telah bersepakat untuk pembagian tugas dan porsi sahamnya.
"Kalau lihat dari progressnya saya pikir bisa lebih cepat karena semua sudah sepakat baru rasanya kemarin kita rapat dan semua sudah sepakat dan tergantung pak menteri. Juni itu sudah paling telat," ungkapnya.