Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Konstruksi SDA PUPR Belum Lampaui Kebutuhan Air Nasional

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana menambah jumlah bendungan di dalam negeri menjadi 61 bendungan.
Pembangunan Bendungan Tugu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp1,9 triliun. /ANTARA
Pembangunan Bendungan Tugu dilaksanakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya dengan nilai kontrak tahun jamak sebesar Rp1,9 triliun. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Infrastruktur sumber daya air (SDA) di dalam negeri menjadi fokus utama pemerintah dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, tingginya anggaran yang akan dan telah dikeluarkan belum dapat memenuhi kebutuhan minimum SDA nasional.

Indonesia Water Institute (IWI) menyatakan cadangan air nasional baru mencapai 12 miliar meter kubik pada 2014. Sementara itu, kebutuhan cadangan air nasional sejauh ini mencapai sekitar 65 miliar meter kubik.

Dengan kata lain, perlu dibangun infrastruktur SDA dengan kapasitas cadangan air mencapai 53 miliar meter kubik. Sayangnya, pemerintah baru akan menambah cadangan air nasional hingga 19 miliar meter kubik pada 2024.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana menambah jumlah bendungan di dalam negeri menjadi 61 bendungan. Adapun, tahun ini pemerintah menargetkan akan menambah 13 unit bendungan baru sehingga  jumlah bendungan pada akhir 2021 menjadi 31 unit.

Chairman IWI Firdaus Ali mengatakan penyelesaian 13 bendungan tersebut akan menambah kapasitas cadangan air nasional menjadi sekitar 15 miliar meter kubik.

Firdaus menilai penambahan kapasitas cadangan air tersebut akan berdampak signifikan lantaran konsumsi air bersih nasional selama pandemi yang naik sekitar 3 kali lipat dibandingkan pra pandemi.

Direktur Bendungan dan Danau Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan konstruksi sebagian bendungan yang akan rampung tersebut dimulai sejak 2015. Airlangga optimistis target penyelesaian konstruksi bendungan tersebut dapat tercapai lantaran usia proses konstruksi ke-13 bendungan tersebut.

"Di awal-awal, kami menyelesaikan kendala-kendala teknis maupun administratif di lapangan, dan itu sudah berjalan bagus. Sekarang ini, kami targetkan untuk itu bisa selesai diisi pada tahun ini," ucapnya kepada Bisnis belum lama ini.

Airlangga mengemukakan pengisian bendungan harus dilakukan mendekati musim penghujan. Oleh karena itu, pengisian bendungan dilakukan pada semester II/2021.

Airlangga menyatakan secara total akan ada 48 paket konstruksi bendungan yang akan berjalan pada 2021. Secara rinci, akan ada 5 pembangunan bendungan baru dan 43 pembangunan bendungan yang dilanjutkan dari tahun lalu.

Menurutnya, pendanaan konstruksi 5 bendungan baru pada 2021 berasal dari rupiah murni dan pinjaman. Airlangga mencatat pendanaan bendungan yang berasal dari rupiah murni adalah Bendungan Mbay, Bendungan Cibeet, Bendungan Cijurei, Bendungan Batu Lepek, dan Bendungan Jenelata.

Adapun, pendanaan konstruksi Bendungan Jenelata berasal dari pinjaman luar negeri.

"Bendungan Jenelata itu [pendanaanya berasal dari] pinjaman dari China, kalau yang lainnya rupiah murni," ucapnya.

Konstruksi mayoritas bendungan baru akan dimulai pada semester II/2021. Adapun, pada semester I/2021 hanya ada 1 bendungan baru yang akan dimulai dibangun, yakni Bendungan Mbay.

Di samping itu, Airlangga menyatakan juga akan memprioritaskan pembangunan beberapa bendungan dengan proses penyiapan lahan yang mudah.

Sementara itu, Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur (DJPI) Kementerian PUPR mendata setidaknya ada 2 proyek KPBU bidang SDA yang akan siap ditawarkan. Kedua proyek tersebut adalah konstruksi Bendungan Merangin dan Bendungan Metanggeng dengan estimasi biaya investasi mencapai Rp9,6 triliun.

Di samping itu, DJPI sedang menyiapkan outline business case (OBC) untuk 1 proyek bendungan dan 2 proyek sistem penyediaan air minum. Selain itu, ada 5 proyek SDA yang telah mencapai tahap final business case (FBC) dengan estimasi investasi mencapai Rp13,94 triliun.

Dengan kata lain, setidaknya akan ada 7 proyek konstruksi infrastruktur SDA dengan skema KPBU senilai Rp23,54 triliun pada tahun ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (DJSDA), target tersebut akan menambah jumlah bendungan di dalam negeri menjadi 31 unit bendungan. Adapun, target penyelesaian bendungan pada tahun memiliki volume sekitar 639,85 juta meter kubik.

Penyelesaian target bendungan DJSDA pada tahun ini akan menambah kemampuan irigasi lahan sebesar 115,03 persen menjadi 250.954 hektar. Selain itu, kemampuan menghadang air bencana banjir akan melonjak 115,76 persen menjadi 4.949,83 meter kubik per detik.

Di samping itu, kemampuan penyediaan air baku oleh negara akan bertambah 80 persen menjadi 13,16 meter kubik per detik dari realisasi 2020 di level 7,29 meter kubik per detik. Sementara itu, penyediaan listrik dari pembangkit listrik tenaga air akan naik 18,44 persen menjadi 138,7 Megawatt.

"Kami terus terang, [target penyelesaian konstruksi untuk] 13 bendungan pada 2021 akan kami pelototi, karena ini menjadi target yang sangat berat sebenarnya, tapi harus [diselesaikan]," ucap Direktur Jenderal SDA Kementerian PUPR Jarot Wiyoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper