Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penumpang Garuda (GIAA) Anjlok, Imbas PPKM Mikro Hingga Kasus Sriwijaya

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan jumlah penumpang pada akhir 2020 sudah membaik seiring terdapatnya musim puncak angkutan libur akhir tahun. Namun, PPKM mikro di awal tahun membuat jumlah penumpang kembali anjlok.
Ilustrasi. Pramugari Garuda Indonesia./garuda-indonesia.com
Ilustrasi. Pramugari Garuda Indonesia./garuda-indonesia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Adanya penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro membuat jumlah penumpang maskapai PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) anjlok. Perseroan pun menanti dampak dari vaksinasi yang meningkatkan kepercayaan diri masyarakat bepergian.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan jumlah penumpang pada akhir 2020 sudah membaik seiring terdapatnya musim puncak angkutan libur akhir tahun. Namun, PPKM mikro di awal tahun membuat jumlah penumpang kembali anjlok.

"Awal tahun berlangsung ada pembatasan mikro dari pemerintah maupun kasus maskapai teman kita Sriwijaya plus ada low season Januari-Februari memang penumpang jarang terbang. Kami alami kondisi yang memukul, kami balik ke kondisi September-Oktober," ujarnya, Rabu (24/2/2021).

Berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah penerbangan hanya 140 per hari, jumlah penumpang sekitar 10.000 penumpang. Dengan jumlah ini membuat pemulihan perseroan menjadi semakin sulit, padahal inisiatif perseroan sudah mencapai titik optimum.

Emiten bersandi GIAA ini harus menerapkan strategi yang berbeda dengan rencana awal tahun setelah faktanya penumpang penerbangan turun cukup dalam selama 2 bulan ini.

"Agak berbeda dengan strategi kita di tahun 2021, kita harus bersabar dengan recovery ini, kami harus percaya dengan vaksinasi tingkat confidence publik meningkat tapi memang aturan antigen membuat penumpang tidak nyaman. Berangkat (test) antigen, pulang antigen lagi," urainya.

Kebijakan antigen ini pun membuat terjadinya penurunan penumpang. Namun, kabar dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang mulai 1 April 2021 dapat menggunakan GeNose sebagai pengganti rapid test antigen diharapkan dapat memudahkan penumpang.

"Ya jadi kami lihat akhir tahun 2020 kita sangat optimis dengan apa yang terjadi di industri penerbangan ini, walaupun stakeholders penerbangan itu selalu mengingatkan kepada calon penumpang untuk melakukan perjalanan atau berlibur itu tak menambah jumlah yang terpapar," katanya.

Pada peak season akhir tahun 2020, jumlah penumpang GIAA mencapai 24.000 penumpang per hari dengan lebih dari 300 penerbangan per hari, termasuk internasional. Jumlah tersebut mendekati penerbangan normal sebelum pandemi dengan angka 500 penerbangan per hari dengan jumlah penumpang mencapai 50.000 orang per harinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper