Bisnis.com, JAKARTA - Nokia Oyj memperkirakan pendapatannya akan terus turun pada tahun 2021 ini. Saat ini perusahaan telekomunikasi asal Finlandia tersebut tengah berjuang melawan kerugian dan penurunan harga produknya di beberapa pasar.
Dilansir dari Bloomberg, penjualan Nokia diperkirakan mencapai 20,6 miliar euro hingga 21,8 miliar euro (US$24,7 miliar hingga US$26,2 miliar). Menurut sejumlah analis yang disurvei Bloomberg, angka penjualan diperkirakan mencapai 21,5 miliar euro untuk tahun 2021.
Terlepas dari proyeksi penurunan pendapatan, Chief Executive Officer Nokia Pekka Lundmark menaruh harapan baik pada tahun 2021 ini.
"Kami berharap 2021 akan menjadi tahun yang penuh tantangan, tahun transisi, dengan hambatan berarti karena kehilangan pangsa pasar dan penurunan harga di Amerika Utara,” kata Lundmark, dikutip Bloomberg, Kamis (4/2/2021).
Saat ini penjualan bersih pada kuartal keempat 2020 turun 5 persen menjadi 6,57 miliar euro. Capaian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata proyeksi analis sebesar 6,51 miliar euro. Nokia juga tengah berupaya menjaga stabilitas margin operasional di kisaran 7 persen hingga 10 persen.
Transformasi naik turunnya saham seakan menghantui Nokia. Oleh karena itu, Lundmark berjanji untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mengantisipasi penurunan pangsa pasar.
Perusahaan kini juga tengah berupaya memenangkan kontrak 5G, termasuk berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan.
Saat ini, saham Nokia telah menguat 20 persen hingga Rabu (3/2/2021), lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks Stoxx Europe 600 yang hanya 6,4 persen. Saham Nokia diperdagangkan dengan rasio pendapatan per sahamnya (earning per share/eps) mencapai 17 kali.