Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha menilai ekspansi industri manufaktur ke depan akan sangat tergantung pada progress vaksinasi dan proyeksi normalisasi kegiatan ekonomi.
Adapun hingga Januari 2021, berkaca dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia dari IHS Markit kegiatan pengusaha masih melanjutkan tren ekspansif di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Periode Januari 2021 tercatat PMI bahkan naik ke level 52,2 lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya atau Desember 2020 yang sebesar 51,3.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan jika proyeksi ke arah normalisasi cenderung lambat atau tidak ada maka kemungkinan tren ekspnasi belum akan kembali berlanjut.
Pasalnya, menurut dia, Presiden masih menyatakan bahwa opsi untuk lockdown total saat ini adalah on the table guna mengendalikan pandemi secara lebih efektif. Artinya, kemungkinan PMI akan turun, kecuali untuk industri yang berorientasi ekspor karena pasarnya tetap optimis atau lebih stabil pertumbuhan permintaannya pasca Imlek.
"Jadi, kita perlu lihat lagi bagaimana perkembangan pandemi dan proses normalisasi kegiatan ekonominya di dalam negeri. Kalau normalisasi terjadi atau setidaknya dilakukan relaksasi PSBB, kami yakin PMI akan tetap positif ke arah ekspansif, apalagi kalau regulasi teknis Undang Undang Cipta Kerja diimplementasikan dengan baik di lapangan," katanya kepada Bisnis, Senin (1/2/2021).
Baca Juga
Shinta mengemukakan untuk strategi terkait harga bahan baku, yang jelas dilakukan adalah mendiversifikasi supply bahan baku. Hal itu pun sebetulnya upaya yang sudah banyak dilakukan sejak tahun lalu ketika lockdown China, tetapi memang tidak mudah.
Alhasil, industri hanya bisa mengusahakan diversifikasi pasokannya semaksimal mungkin sehingga tidak perlu meningkatkan biaya produksi dan harga jual di masyarakat agar daya beli masyarakat juga tidak semakin jatuh.
"Strategi lain adalah dengan memperlancar dan meningkatkan efisiensi di aspek lain produksi dan memperlancar distribusi barang kepada konsumen," ujar Shinta.