Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) berkomitmen menjaga ketersediaan dan keandalan listrik bagi masyarakat. Langkah terbaik tetap dilakukan PLN guna memastikan hal tersebut, termasuk menjaga ketersediaan energi primer.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan risiko pasokan batu bara yang terkendala akibat cuaca dan bencana alam banjir yang masih terus terjadi.
Dalam mengantisipasi risiko pasokan batu bara yang terkendala, PLN berkoordinasi secara intensif dengan pemerintah dan seluruh pemasok batu bara.
“Untuk mengantisipasi pasokan batu bara akibat adanya bencana alam banjir yang masih terus terjadi, PLN secara intensif melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah dan seluruh pemasok batu bara,” ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi melalui keterangan tertulisnya, Rabu (27/1/2021).
PLN yakin bahwa langkah koordinasi yang dilakukan didukung oleh semua pihak. Dukungan tersebut akan berdampak pada kelangsungan dan keandalan pasokan listrik bagi seluruh masyarakat.
“Kami optimistis dan percaya semua pihak akan mendukung upaya PLN dalam menjamin kelangsungan dan keandalan pasokan listrik untuk memastikan kepentingan nasional dan kepentingan seluruh bangsa Indonesia,” kata Agung.
Secara terpisah, dalam konferensi pers, Rabu (27/1/2021), Direktur Jenderal Ketenaglistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyampaikan bahwa cuaca esktrem telah menyebabkan produksi hingga pengiriman batu bara dari lokasi tambang di Kalimantan ke lokasi pembangkit di Jawa menjadi terganggu.
Stok batu bara di sejumlah PLTU di Jawa-Madura-Bali (Jamali) terus menipis dan berada di bawah batas normal 15 hari dengan berbagai status, mulai dari siaga, darurat, hingga kritis. Sekitar 12 gigawatt (GW) PLTU, cadangan operasinya berada di bawah 10 hari.
Dengan kondisi ini, menurut Rida, cadangan daya atau reserve margin sistem kelistrikan di Jamali berada di bawah normal, yakni hanya sekitar 10—11 persen per 25 Januari 2021.
Adapun, beban puncak di sistem Jamali rata-rata sebesar 25 GW. Dari jumlah tersebut, 65 persennya atau sekitar 16 GW dikontribusikan dari PLTU, baik yang dikelola oleh PT PLN (Persero) maupun produsen listrik swasta (IPP).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel