Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Lockdown, Inggris Catat Penjualan Ritel di Bawah Perkiraan

Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat penjualan di toko-toko fisik dan online meningkat 0,3 persen setelah menurun pada November. Angka ini lebih rendah dari proyeksi ekonom sebesar 1,3 persen.
Warga Inggris di masa pandemi Covid-19. /Bloomberg
Warga Inggris di masa pandemi Covid-19. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan ritel Inggris naik meskipun masih di bawah proyeksi pada bulan Desember 2020. Hal ini menjadi bukti bahwa berlanjutnya lockdown akibat Covid-19 menyeret pertumbuhan ekonomi.

Dilansir Bloomberg, Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat penjualan di toko-toko fisik dan online meningkat 0,3 persen setelah menurun pada November. Angka ini lebih rendah dari proyeksi ekonom sebesar 1,3 persen.

Angka-angka tersebut otomatis membantah pernyataan Bank of England bahwa ekonomi sedang beradaptasi dengan pandemi dan putaran ketiga lockdown yang diberlakukan sejak awal bulan ini berdampak minimal terhatap perekonomian.

Sementara itu, indeks terpisah menunjukkan kepercayaan konsumen merosot. Kepala Ekonom bank sentral Andrew Haldane memperkirakan adanya kenaikan tajam pada pertengahan tahun ini karena vaksin melawan virus mulai memberikan dampak.

Setelah jeda singkat pada awal Desember, Perdana Menteri Boris Johnson memperketat aturan lagi pada pertengahan bulan, kemudian memberlakukan lockdown nasional pada Januari tanpa batas waktu.

Kebijakan ini mengakhiri tahun 2020 yang penuh gejolak yang menghancurkan peritel konvensional seperti Arcadia Group Ltd., namuun menguntungkan peritel online seperti Amazon.com Inc.

Data lain minggu ini telah menunjukkan gambaran suram dari belanja konsumen, yang menjadi pendorong penting pertumbuhan ekonomi Inggris. Lockdown terbaru meningkatkan kemungkinan penurunan tajam lainnya tahun ini setelah Inggris mencatat resesi terburuk dalam tiga abad.

Kepercayaan konsumen menurun bulan ini karena warga Inggris menjadi lebih pesimis tentang prospek keuangan mereka sendiri, menurut survei oleh GfK.

Kemarin, Kantor Statistik Nasional mengatakan pembelian yang dilakukan dengan kartu kredit dan debit turun 35 persen di bawah level pra-pandemi pada minggu kedua Januari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper