Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontainer Langka Jadi Momentum Ambil Untung, Solusi Masih Dicari

Asosiasi Pengelola Terminal Peti Kemas Indonesia (APTPI) menilai kelangkaan kontainer harus segera mendapatkan solusi karena sudah dijadikan sebagai momentum ambil untung.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola terminal kontainer menyebut langkah memberikan relaksasi perusahaan pelayaran dari kewajiban biaya pelabuhan akibat kelangkaan kontainer kosong untuk ekspor tidak dapat dibenarkan. Pasalnya, kelangkaan ini sudah dijadikan pelayaran sebagai momentum mengambil keuntungan.

Di sisi lain, pemerintah masih mencarikan solusi terbaik atas kelangkaan kontainer atau peti kemas untuk kebutuhan ekspor tersebut. Pasalnya, pemerintah tengah menggenjot pemulihan ekonomi salah satunya melalui aktivitas ekspor.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengelola Terminal Peti Kemas Indonesia (APTPI) Yos Nugroho menuturkan saat ini seluruh sektor maritim baik kepelabuhanan maupun pelayaran mengalami kondisi yang sama-sama turun akibat pandemi Covid-19.

"Saat ini semua sektor mengalami kondisi yang sama, dalam hal relaksasi sepertinya masing-masing pelayaran mempunyai kontrak pelayanan dan seyogyanya hal ini telah diatur, jadi dalam hal relaksasi sebaiknya masuk dalam hal kesepakatan bisnis ke bisnis dan tidak menjadi generalisir karena kondisi masing-masing pelayaran mempunyai karakter yang berbeda-beda," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (10/12/2020).

Di samping itu, dia menegaskan dengan kondisi biaya angkut atau freight dari pelayaran yang naik sebagai imbas kelangkaan kontainer kosong bagi eksportir digunakan sebagai momentum mendapatkan keuntungan.

"Kondisi freight yang naik saat ini juga menjadikan momen dimana pelayaran mendapatkan keuntungan, pengelola terminal juga mengalami hal yang sama [kinerja menurun] dan perlu ada relaksasi juga," ujarnya.

Dikutip dari Theloadstar Kamis (10/12/2020), tarif pengangkutan peti kemas dari Asia ke Eropa sedang melonjak tinggi, mencerminkan tren Trans-Pasifik, sementara regulator tampaknya tidak dapat menghentikan serangan gencar terhadap pengirim yang mengancam akan menenggelamkan bisnis.

Importir Eropa dan AS di luar atau di luar kontrak melihat anggaran pengiriman mereka dihancurkan oleh kenaikan FAK dan GRI yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang dikhawatirkan banyak orang hingga setidaknya Tahun Baru Imlek di bulan Februari.

Setelah peringatan dari Hapag-Lloyd minggu lalu bahwa tarif angkut ke Eropa Utara dan Mediterania akan naik US$2.000 per 40 kaki mulai 1 Desember, kenaikan tarif yang lebih besar diumumkan hari ini.

Laporan anekdotal dari agen China menunjukkan kenaikan di pasar mulai dari US$7.000-8.000 per kubus tinggi 40 kaki untuk Inggris, hingga kubus tinggi US$10.000 per 40 kaki yang luar biasa dikutip pada platform tempat pembawa utama untuk Yantian hingga Algeciras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper