Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi : Jangan Cepat Puas, Ekspor RI Masih Tertinggal!

Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia harus menempuh langkah-langkah perbaikan dan pembenahan.
Truk melintas di kawasan pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk melintas di kawasan pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengapresiasi kinerja perdagangan Indonesia yang sampai Oktober 2020 membukukan surplus US$17,07 miliar. Meski demikian, Presiden menyoroti pula posisi ekspor Indonesia yang masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Kita tidak boleh cepat puas pada capaian saat ini, karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih sangat besar. Kita juga masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor,” kata Jokowi dalam acara pelepasan ekspor serentak 16 provinsi pada Jumat (4/12/2020).

Jokowi memberi contoh pada komoditas kopi pada 2019 ketika Indonesia tercatat sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Meski masuk jajaran produsen utama, Presiden menyoroti kinerja ekspor komoditas ini yang hanya mencapai peringkat ke-8.

“Ekspor kalah dari Brasil, Swiss, Jerman, Kolombia, bahkan dari Vietnam. Jadi, potret kinerja ekspor kopi Indonesia masih tertinggal dari Vietnam yang pada 2019 mencapai US$2,22 miliar, sedangkan Indonesia US$883,12 juta,” lanjutnya.

Hal serupa terjadi pula pada kinerja produk lainnya. Indonesia tercatat menjadi eksportir produk garmen ke-22 meski produksinya menempati peringkat ke-8. Ekspor untuk home decoration hanya menempati peringkat ke-19 dan ekspor furnitur di peringkat ke-21 ketika pada saat yang sama Indonesia menjadi produsen kayu ringan terbesar di dunia.

Terlepas dari kondisi ini, Presiden mengatakan bahwa Indonesia harus menempuh langkah-langkah perbaikan dan pembenahan. Reformasi disebutnya perlu dilakukan untuk mendukung eksportir nasional.

“Persoalan hambatan kinerja ekspor perlu dicermati dan dicarikan solusi. Regulasi yang rumit segera disederhanakan,” kata Jokowi.

Dia pun menginstruksikan agar negosiasi dagang yang sedang berjalan dengan mitra potensial untuk segera dirampungkan. Kementerian Perdagangan pun diminta supaya mengoptimalisasi perjanjian yang telah ada sembari mencari pasar baru.

Peningkatan ekspor sendiri dipandang sebagai salah satu kunci dalam perbaikan ekonomi nasional. Selain membantu pelaku usaha tumbuh dan menciptakan lapangan kerja, Jokowi mengatakan bahwa peningkatan ekspor bisa menambah devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper