Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Hilirisasi Nikel, Pemerintah Apresiasi Smelter Sulteng Jadi PSN

Status PSN tersebut akan ditetapkan melalui Revisi Peraturan Presiden Nomor 56/2018 yang saat ini masih sedang berproses dan Draft Perpresnya sudah berada di meja Presiden.
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel. /JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pemurnian dari nikel menjadi feronikel. /JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenkomarves) terus mempercepat hilirisasi nikel melalui usulan revisi percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan memasukkan hilirisasi nikel.

Berdasarkan Lampiran Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kepada Presiden Republik Indonesia nomor IPW/110/M.EKON /05/2020 tanggal 14 Mei 2020 hal Laporan Hasil Review Usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) serta Usulan Revisi Perpres 56/2018, Proyek Smelter PT Ceria Nugraha Indotama telah masuk dalam Daftar Usulan PSN Sektor Smelter.

Status PSN tersebut akan ditetapkan melalui Revisi Peraturan Presiden Nomor 56/2018 yang saat ini masih sedang berproses dan Draf Perpresnya sudah berada di meja Presiden.

Asisten Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kemenkomarves Tubagus Nugraha mengungkapkan untuk mempercepat realisasi PSN, pemerintah akan memberikan berbagai fasilitas perizinan baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang memiliki kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kemenkomarves meninjau langsung kesiapan sejumlah smelter di Sulawesi yang masuk dalam usulan PSN di antaranya; Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Morowali, Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di Konawe dan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

"Sebagai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Indonesia harus bangga dengan langkah CNI yang sangat strategis ini. Kami akan mendukung agar PSN ini berhasil," ujarnya dalam keterangan Sabtu, (21/11/2020).

Menurutnya, Kabupaten Kolaka menjadi salah satu lumbung Nikel Indonesia. Oleh karena itu, dengan menjadikan smelter PT CNI sebagai PSN, hilirisasi nikel akan menghasilkan nilai tambah dan mendorong percepatan ekonomi daerah dan nasional.

Area Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara punya potensi yang terbesar di Indonesia sampai dengan saat ini.

"Dan yang paling penting menciptakan lapangan kerja. Kami perkirakan, jika smelter PT. CNI beroperasi akan melebihi 4000 tenaga kerja yang terserap," imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Direktur CNI Djen Rizal menjelaskan bahwa sebagai PMDN, PT. CNI berkomitmen penuh dalam program hilirisasi nikel dan cobalt untuk mendukung industri mobil listrik. Saat ini CNI sedang membangun pabrik pengolahan bijih Nikel Saprolit dengan teknologi RKEF yang terdiri dari total 4 line masing-masing 72 MVA, Rectangular Furnace melalui 3 fase pembangunan (setara 8 line 36 MVA Circular Furnace).

Fase 1 terdiri atas 1 line 72 MVA, fase 2 sebanyak 1 line72 MVA, Fase 3 terdapat 2 line 72 MVA. Total umpan pabrik 5,600,000 ton per tahun 1.59 persen Ni. Pembangunan dilakukan oleh konsorsium BUMN China ENFI dan BUMN Indonesia PT. Pembangunan Perumahan (PP).

Untuk produksi, rencana 252,000 ton per tahun Ferronickel (FeNi) 22 persen Ni. Total tenaga listrik diperlukan sebesar 350 MW dari PLN. Umur pabrik dari suplai bijih tambang PT. CNI sendiri diperkirakan mencukupi lebih dari 20 tahun operasi.

CNI juga akan membangun pabrik pengolahan bijih Limonit dengan teknologi HPAL yang akan mengolah 6,8 juta ton bijih pertahun dengan rencana produksi lebih dari 103,000 ton MHP per tahun (40,050 ton Nikel dan 4,118 ton Cobalt).

Langkah ini sebagai wujud komitmen pemerintah untuk memperkuat daya saing industri nasional di tingkat dunia dan meningkatkan nilai tambah komoditi nikel. Salah satu yang menjadi fokus pemerintah saat ini adalah mempercepat proyek strategis nasional melalui pembangunan smelter nikel di Sulawesi.

Pasalnya, Sulawesi menjadi episentrum nikel di Indonesia. Berdasarkan pemetaan Badan Geologi pada Juli 2020, Indonesia memiliki sumber daya bijih nikel sebesar 11.887 juta ton (tereka 5.094 juta ton, terunjuk 5.094 juta ton, terukur 2.626 ton, hipotetik 228 juta ton) dan cadangan bijih sebesar 4.346 juta ton (terbukti 3.360 juta ton dan terikira 986 juta ton). Sedangkan untuk total sumber daya logam mencapai 174 juta ton dan 68 juta ton cadangan logam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper