Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Perikanan 9 Bulan Pertama 2020 Tembus Rp52 Triliun

Meski ekspor perikanan mengalami kenaikan, masih terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia.
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020)./ANTARA
Nelayan mengangkut ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/4/2020)./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor komoditas perikanan Indonesia tercatat bertumbuh selama pandemi. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, ekspor perikanan selama Januari—September 2020 mencapai US$3,67 miliar atau setara dengan Rp52,14 triliun (kurs Rp14.200).

Menteri KKP Edhy Prabowo mengemukakan bahwa nilai tersebut naik 7,92 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun, impor perikanan mengalami penurunan 6,66 persen dengan nilai US$330 juta pada periode yang sama.

“Selama pandemi, kita patut bersyukur ekspor perikanan selama Januari—September mengalami kenaikan,” kata Edhy dalam Jakarta Food Security Summit 5, Kamis (19/11/2020).

Amerika Serikat masih menjadi destinasi ekspor utama produk perikanan Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 40,82 persen, disusul China 15,41 persen, Jepang 11,76 persen, Asean 11,67 persen, dan Uni Eropa 5,75 persen.

Dari sisi komoditas, Edhy menjelaskan bahwa ekspor udang mencapai 39,78 persen dari total ekspor yang terealisasi. Komoditas perikanan terbesar kedua yang diekspor adalah kelompok tuna, cakalang, dan tongkol dengan volume 14,07 persen dari total ekspor.

“Kemudian ekspor cumi-cumi, sotong, dan gurita sebesar 8,8 persen, rajungan dan kepiting 7,13 persen, dan rumput laut 5,51 persen,” lanjutnya.

Meski ekspor perikanan mengalami kenaikan, Edhy mengatakan masih terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia. Salah satunya adalah soal belum terpenuhinya standar sejumlah produk perikanan di pasar Jepang.

Standar yang belum terpenuhi ini juga diikuti dengan tarif bea masuk untuk pasar Jepang dan Uni Eropa. Amerika Serikat yang menjadi pasar terbesar produk perikanan pun, kata Edhy, kian memperketat kriteria impor untuk produk perikanan.

Opsi untuk penetrasi pasar baru seperti ke kawasan Timur Tengah dan Afrika pun bukanlah perkara mudah. Ketiadaan kesepakatan dagang dengan negara-negara di kawasan tersebut, terutama terkait dengan perdagangan produk perikanan, membuat akses menjadi tak optimal.

“Untuk ini, kami memerlukan bimbingan Kementerian Luar Negeri untuk mempercepat akses ke pasar ini. Saya yakin Indonesia bisa terobos pasar-pasar ini,” kata Edhy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper