Bisnis.com, JAKARTA - Joe Biden telah memenangkan kontestasi pemilihan presiden Amerika Serikat setelah mengalahkan petahan Donald Trump.
Biden berhasil mengalahkan Trump dengan perolehan suara elektoral sebesar 290 suara dan Trump hanya sebanyak 214 suara.
Terpilihnya Biden tentu berdampak pada perekonomian global, termasuk Indonesia Indonesia.
Head of Center of Investment, Trade, and Industry The Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio mengatakan bahwa dari sisi perdagangan, Biden akan berfokus pada kerja sama regional dan bilateral.
“Trade war [perang dagang] dengan China akan turun? Saya rasa tetap ada, bahkan meningkat,” katanya melalui diskusi virtual, Minggu (9/11/2020).
Andry menjelaskan bahwa ini terlihat dari Biden yang mengkritik perjanjian fase satu AS-China yang dilakukan Trump. Kesepakatan tidak bisa menggenjot industri atau produksi dalam negeri. Itu hanya meningkatkan perdagangan dengan China.
Baca Juga
Akan tetapi kebijakan Biden akan berdampak pada Indonesia. Salah satunya penanaman modal asing (PMA).
Negeri Paman Sam akan meningkatkan pajak perusahaan menjadi 28 persen dari 21 persen di era Biden. Pajak minimum diberikan untuk perusahaan di luar AS.
Sementara itu, AS akan mendorong investasi ke beberapa negara termasuk di Indonesia. Tentu saja, dia melihat kondisi ini bisa dimanfaatkan pemerintahan Joko Widodo.
“Perlu digarisbawahi kalau kita tidak bisa manfaatkan, kita akan kalah. Pada trade war kita tidak dapat apa-apa. Setelah Covid-19, era supply chain yang terbesar di China akan turun dan pasti trade war akan meningkatkan peluang investasi keluar dari China. Itu harus ditangkap Indonesia,” jelas Andry.