Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan peluang investasi logam dasar dan petrokimia sangat besar di Banten.
Dia menilai, Provinsi Banten membutuhkan kehadiran industri antara dan hilir untuk melengkapi integrasi di klaster atau kawasan industri petrokimia.
“Ini perlu dilakukan agar tercapai efisiensi dan efektivitas, khususnya terkait biaya transportasi untuk distribusi barang,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (6/11/2020).
Dengan adanya kemudahan dan kepastian perizinan investasi melalui penerapan Online Single Submission (OSS), Wahidin optimistis para investor akan datang dan berinvestasi di Banten.
Dengan semakin banyak investor, otomatis lapangan pekerjaan juga terbuka semakin lebar bagi masyarakat Banten.
Wahidin meyakinkan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen menciptakan tenaga kerja terdidik dan terlatih melalui pendidikan kejuruan atau vokasional guna memenuhi kebutuhan SDM.
Baca Juga
Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menunjukkan beberapa hal berikut.
Sejak 2017 hingga 2019 tren investasi di Banten menunjukan perkembangan positif. Serapan tenaga kerjanya, hingga sebelum masa pandemik, cukup tinggi.
Pada 2017 realisasi Penanaman Modal di Banten mencapai Rp55,8 triliun dari 3.148 proyek dengan serapan tenaga kerja mencapai 109.291 orang.
Lalu, pada 2018 realisasi investasi naik menjadi Rp56,52 triliun dari 4.159 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.939 orang.
Pada 2019 realisasi investasi sempat merosot ke angka Rp48,73 triliun dari 4.954 proyek, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 48.258 orang.
Realisasi Penanaman Modal Banten periode Januari-September 2020 telah mencapai Rp42,02 triliun dari 6.952 proyek dengan serapan tenaga kerja sebanyak 51.316 orang.
Wahidin menambahkan, seiring dengan semakin berkembangnya sektor industri, sektor properti dan UMKM juga akan terus berkembang.
Investasi di dua sektor tersebut dinilainya sangat potensial untuk terus dikembangkan.