Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Patimban Beroperasi, Subang Smartpolitan Segera Di-groundbreaking

Proyek Subang Smartpolitan segera di-groundbreaking pada 18 November 2020 mendatang. Proyek ini sejalan dengan segera beroperasinya Pelabuhan Patimban di Pantura Subang, Jawa Barat.
Masterplan Subang Smartpolitan
Masterplan Subang Smartpolitan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Suryacipta Swadaya, anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), akan melakukan groundbreaking fase pertama Subang Smartpolitan seluas 400 hektare pada 18 November 2020.

Vice President Sales and Marketing PT Suryacipta Swadaya Abednego Purnomo mengatakan Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang menggunakan teknologi industri sehingga kawasan ini bertajuk smart and sustainable city.

Proyek Subang Smartpolitan ini berbeda dengan kawasan industri lain yang telah ada di Indonesia. Pasalnya, selain industri yang ada di Subang Smartpolitan, juga terdampat area komersial, pendidikan, perkantoran dan perumahan.

"Kawasan industri Subang Smarpolitan ini beda dengan kawasan industri lain yang telah ada. Ini memanfaatkan teknologi industri 4.0," ujarnya dalam kunjungan virtual pada Bisnis Indonesia pada Kamis (5/11/2020).

Subang Smartpolitan memiliki lahan seluas 2.717 hektate di mana pembangunannya dibagi dalam beberapa fase.

Untuk fase pertama, akan dilakukan groundbreaking lahan seluas 400 hektare pada 18 November mendatang. Adapun pada fase pertama ini dibagi menjadi tiga kategori kawasan industri yakni 60 persen area komersial seperti gedung kantor, pusat pendidikan, hotel, perumahan serta juga terdapat area hijau.

"Untuk pendidikan sendiri, saat ini kami sedang berbicara beberapa institusi pendidikan baik dalam negeri maupun Asean. Seluas 40 hektare untuk perumahan, dan juga 40 persen untuk area hijau yang sesuai dengan undang-undang berlaku. Area residensial ini bisa dijadikan untuk investasi properti," ujarnya.

Dia menuturkan pada fase pertama, infrastruktur dasar seperti pengolahan air limbah, air bersih dan ketersediaan listrik telah ada dan tentu akan bertambah seiring pengembangan fase tahap selanjutnya.

Abednego mengungkapkan hingga saat ini belum ada investor yang telah berkomitmen untuk menanamkan investasi di fase pertama Subang Smarpolitan.

"Common practice dunia industri, mengumpulkan potensi-potensi. Kami tengah dalam meningkatkan awareness. Untuk komitmen investasi, saya jawab belum tetapi lucunya, sejak 2018 itu, dulu partner investasi terbesar di Indonesia Jepang, lalu pada 2019 kebalap oleh China, jadi saat presentasi di Jepang, saya presentasi di Karawang, tetapi mereka berminat di Subang," tuturnya.

Menurutnya, banyak inquiry dari berbagai investor asing ini sebagian besar didominasi oleh industri otomotif dan consumer goods ini terlihat sejak 2018. Adapun selain otomotif dan consumer goods, medical, alat kesehatan, juga dari industri berbasis IT juga akan disasar oleh perusahaan agar dapat berinvestasi di Subang Smartpolitan.

"Kenapa otomotif, karena pertama di Pelabuhan Patimban ada car terminal-nya, dan juga di-support Pemerintah Jepang untuk Pelabuhan Patimban ini. Selain itu, potensi pasar otomotif di Indonesia sangar besar. Untuk mamin kenapa tertarik, mereka ingin berlokasi di tengah, sehingga bisa mengirimkan produknya ke Jakarta, Bandung, dan Jawa Tengah dengan menggunakan truk," ucapnya.

Dia menuturkan adanya perang dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat menjadi blessing disguise bagi Indonesia. Pasalnya, beberapa inquiry yang masuk ke perusahaan merupakan perusahaan asing dari China yang merelokasi pabriknya ke Indonesia karena bertugas untuk ekspor ke Amerika Serikat.

"Adanya trade war ini blessing disguise karena menerima permintaan relokasi dari China," ujar Abednego.

Dia meyakini Pelabuhan Patimban yang akan diresmikan Presiden Jok Widodo pada akhir November atau awal Desember ini akan memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok.

"Ini akan lebih besar dari Tanjung Priok dari segi kapasitas kontainer, carter terminal, fasilitas yang l besar dari Tanjung Priok," ujarnya.

Abednego menambahkan akses Subang Smartpolitan ini akan mudah. Rencana pemerintah untuk membangun kereta cepat Jakarta - Surabaya bersama dengan pihak Jepang tentu akan menambah akses menuju Subang Smartpolitan. Saat ini, area Subang memiliki Stasiun Pringkasap yang berada sekitar 1 kilometer atau dapat ditempuh sekitar 10 menit dari Subang Smartpolitan.

Subang Smartpolitan juga dapat ditembuh melalui ruas tol Cipali di kilometer 89 dan exit toll Kalijati di kilometer 98.

Nantinya, di kilometer 89 akan ada trase tol Cipali–Patimban sepanjang 40 kilometer yang juga melintasi Subang Smartpolitan. Trase tol ini direncanakan dibangun pada kuartal II tahun 2022 dan diperkirakan selesai pada 2023.

"Kalau tanpa tol trase Cipali - Patimban ini jaraknya 69 kilometer sehingga dengan adanya ruas tol ini jaraknya akan lebih dekat jadi hanya 40 kilometer saja. Ini tentu akan lebih efisien logistiknya," ucap Abednego.

Head of Investor Relation SSIA Erlin Budiman menambahkan adapun trase tol Cipali - Patimban ini merupakan tol pemrakarsa yang berasal konsorsium PT Jasa Marga dengan kepemilikan 50 persen, PT Surya Semesta Internusa 25 persen, PT Daya Mulia Turangga 10 persen, dan PT Jasa Sarana 10 persen.

"Panggilan tender awal tahun depan. Ada proses tender sebagai pemenangnya karena kami adalah pemrakarsa sehingga mempunyai hak istimewa right to match bisa matching angka sekiranya lebih rendah yang kami tawarkan semacam itu," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper