Bisnis.com, KENDARI — Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari menutup sementara Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 kilometer guna persiapan rekayasa lalu lintas.
Kepala BPJN XXI Kendari Yohanis Tulak Todingrara mengatakan bahwa pihaknya tengah mengadakan rapat koordinasi terkait rekayasa lalu lintas bersama dengan pihak terkait baik itu BPTD Sultra, Ditlantas, dan Dishub yang akan membahas masalah rambu-rambu penggunaan Jembatan Teluk Kendari.
Penutupan jembatan yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis (22/10/2020), tuturnya, hanya berlaku bagi kendaraan roda empat maupun roda dua, sedangkan bagi pejalan kaki tetap diperolehkan melintas.
"Untuk pejalan kaki tetap dibolehkan, sambil kami menunggu hasil rapat masalah rambu-rambu penggunaan Jembatan Teluk Kendari. Dan hari ini sudah dimulai penutupan, sekaligus rapat koordinasi dalam rangka persiapan untuk mematangkan operasi jembatan, baik itu jalan, uji laik fungsi jalan sekitar dan pengaturan rambu-rambu serta rekayasa lali," kata Yohanis, Senin (26/10/2020).
Dia menjelaskan bahwa penutupan jembatan tersebut akan dilakukan hingga hasil keputusan rapat koordinasi terkait dengan pengaturan rekayasa lalin telah ditetapkan.
Yohanis menuturkan bahwa meski pihaknya telah memasang berbagai rambu-rambu di kawasan itu, seperti tanda larangan berhenti), antusiasme masyarakat untuk berswafoto di jembatan yang menghubungkan Kota Lama dan daerah Poasia itu tetap tinggi.
Baca Juga
"Jembatan ini tidak dirancang untuk memarkir, tapi karena animo masyarakat tinggi sekali, kami harapkan masyarakat yang sedang menikmati panorama tetap menjaga etika, tidak mencoret-coret dinding, tidak membuang sampah sembarangan dan keselamatan diri," tutupnya.
Jembatan Teluk Kendari dibangun selama 5 tahun terhitung sejak 2015 hingga 2020 dengan total biaya mencapai Rp804 miliar.