Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Shinta Kamdani mengemukakan bahwa pelaku usaha bakal lebih melihat prospek ekspor ke negara-negara Asia Timur dengan pengendalian Covid-19 karena berimbas pada permintaan yang lebih stabil.
Hal ini dia sampaikan menyusul rencana pembatasan aktivitas yang bergulir di negara-negara Eropa akibat lonjakan kasus Covid-19.
“Eksportir nasional akan melakukan trade diversion dari negara-negara Eropa ke negara Asia Timur seperti China, Jepang, dan Korea Selatan yang sudah lebih stabil dari segi pengendalian wabah dan normalisasi ekonomi sehingga demand lebih menjanjikan,” kata Shinta kepada Bisnis, Rabu (14/10/2020).
Dia menyebutkan bahwa permintaan pasar global memang akan sangat bergantung pada pengendalian wabah dan upaya pemerintah tiap-tiap negara dalam normalisasi ekonomi. Sebagaimana Indonesia yang bisa memberlakukan pembatasan sosial berskala besar, negara-negara tersebut juga bisa mengambil langkah serupa.
“Eropa pun demikian. Oleh karena itu, kami tidak melihat ada pertumbuhan demand ekspor yang menjanjikan di Eropa meski biasanya pada kuartal keempat ada kenaikan permintaan di negara maju,” lanjut dia.
Selain pertimbangan kebijakan pengendalian Covid-19, Shinta juga menyebutkan bahwa keyakinan konsumen di Eropa cenderung lebih rentan dibandingkan dengan pasar negara berkembang dan negara-negara Asia. Hal ini pulalah yang mendorong pelaku usaha lebih memilih untuk mengalihkan fokus.
Meski demikian, Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Handito Joewono tetap meyakini bahwa negara-negara tujuan ekspor yang tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 bisa lebih antisipatif sehingga tak terlalu memengaruhi aktivitas dagang.
Dia menyebutkan sejumlah komoditas ekspor tujuan Eropa tetap menunjukkan tren positif seperti pengiriman cokelat dan kopi.
“Saya melihat kalau ada lonjakan kasus negara-negara ini lebih siap menanggulangi sehingga tak memengaruhi perdagangan. Selain itu banyak negara sudah siap untuk pemulihan ekonomi,” kata Handito secara terpisah.
Di balik optimisme itu, Handito tak memungkiri jika negara-negara tujuan ekspor sejatinya juga bakal mengedepankan produksi dalam negeri untuk pemenuhan permintaan domestik masing-masing.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa Indonesia juga tetap perlu menjaga pasar domestik sembari mempertahankan pasar yang ada.