Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi mengatakan bahwa pemerintah memiliki sejumlah strategi untuk mengoptimalkan kinerja ekspor di tengah kinerja perdagangan global yang mulai menunjukkan gejala pemulihan.
Pertama, mengoptimalkan ujung tombak negara di luar negeri atau atase-atase perdagangan agar mampu berperan aktif dalam meningkatkan ekspor Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan oleh atase dagang RI di luar negeri adalah melakukan business matching secara virtual.
"Kita benar-benar mengoptimalkan ujung tombak di luar negeri. Atase perdagangan di luar negeri kita berikan empowerment ke mereka untuk berperan aktif," ujar Didi kepada Bisnis, Rabu (23/9/2020).
Kedua, pemanfaatan lokapasar (marketplace) sebagai platform promosi produk-produk ekspor RI ke luar negeri.
Ketiga, meningkatkan pengetahuan eksportir melalui program sekolah ekspor yang diselenggarakan dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Ketiga hal tersebut, ujarnya, merupakan salah tiga strategi yang disiapkan pemerintah untuk dapat mengimbangi tren perdagangan global yang mulai menunjukkan geliat positif pada kuartal III/2020.
Baca Juga
Geliat perdagangan global mulai membaik pada kuartal III/2020 setelah kuartal sebelumnya anjlok 27 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Data UNCTAD menyebutkan bahwa jumlah calls naik menjadi 9.265 per pekan pada awal Agustus meskipun masih lebih rendah 3 persen yoy, padahal rata-rata kedatangan kapal kontainer di pelabuhan seluruh dunia pada pertengahan Juni hanya 8.722 calls per pekan, turun 8,5 persen yoy.
Sementara itu, kinerja ekspor Indonesia terhadap perekonomian masih kurang baik. Menurut Data BPS 15 September 2020 lalu, nilai ekspor Indonesia Agustus 2020 mencapai US$13,07 miliar atau menurun 4,62 persen dibandingkan dengan ekspor Juli 2020, sedangkan dibandingkan dengan Agustus 2019 menurun 8,36 persen.