Bisnis.com, JAKARTA – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar akibat pandemi Covid-19 secara tidak langsung mengerek permintaan cold storage di pasar ritel, berbanding terbalik dengan kondisi di industri logistik.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan kebutuhan penggunaan cold storage pada aktivitas logistik menurun akibat pasar hotel, restoran, dan katering karena penurunan aktivitas terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, pada saat bersamaan, terjadi peningkatan kebutuhan untuk pasar ritel yang menyasar konsumen akhir.
"Peningkatan itu terjadi sejalan dengan perubahan gaya hidup dan peningkatan perdagangan secara online. Tantangan dalam penjualan online itu dalam pengantaran produk beku ke konsumen akhir karena volumenya kecil," paparnya kepada Bisnis, Minggu (20/9/2020).
Selain itu, diperlukan investasi cukup tinggi dalam pembangunan cold storage. Pasalnya, investasi dalam pengadaan reefer container, reefer truck, mini/portable cold storage, dan cold box adalah sebuah keharusan.
Baca Juga
Menurut Setijadi, diperlukan dukungan penyediaan fasilitas penanganan reefer container di pelabuhan, bandara, dan stasiun/terminal barang kereta. Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk penanganan cold chain juga masih perlu ditingkatkan.
"Selain cold storage, kebutuhan jasa transportasi pendistribusian produk beku (frozen product) terus meningkat. Jasa pelayanan logistik terintegrasi untuk produk beku masih terbuka karena belum banyak perusahaan yang menawarkan layanan tersebut secara end-to-end," katanya.