Bisnis.com, JAKARTA - Survei Penjualan Eceran yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya perbaikan di penjualan eceran selama Juli 2020, meski masih dalam fase kontraksi.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengutarakan, indeks penjualan riil pada Juli 2020 masih mengalami pertumbuhan negatif, yaitu -12,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), namun membaik dibandingkan Juni 2020 yang sebesar -17,1 persen yoy.
BI mencatat, perbaikan penjualan diperkirakan terjadi pada hampir seluruh kelompok komoditas yang disurvei, dengan jontraksi paling rendah yaitu penjualan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang tumbuh -1,9 persen yoy.
Perbaikan juga terjadi pada kelompok barang budaya dan rekreasi dengan pertumbuhan -38,7 persen yoy, membaik dari bulan sebelumnya sebesar -44,6 persen yoy.
"Membaiknya kinerja penjualan eceran didorong oleh daya beli masyarakat yang membaik dan pelonggaran berbagai aktivitas sosial sejalan dengan implementasi AKB [adaptasi kebiasaan baru]," kata Onny melalui keterangan resmi," Rabu (9/9/2020).
Adapun, perbaikan penualan eceran tersebut terjadi di hampir seluruh kota pada Juli 2020. Dari sepuluh kota yang disurvei, peningkatan penjualan eceran tertinggi terjadi di Kota Manado, meningkat sebesar 32,4 persen yoy pada Juli 2020.
Baca Juga
Sementara, kota lainnya masih dalam fase kontraksi, seperti Semarang yang tumbuh -15,2 persen yoy, Surabaya dengan pertumbuhan -0,4 persen yoy, dan Banjarmasin yang tumbuh -32,4 persen yoy.
Onny mengatakan membaiknya penjualan eceran di daerah survei sejalan dengan implementasi AKB sehingga sejumlah pertokoan telah beroperasi kembali disertai dengan peningkatan daya beli masyarakat.