Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Ma`ruf Amin menyebut produksi beras masih akan mengalami surplus pada akhir tahun meski memperkirakan produksi pangan ini menurun.
“Produksi beras kita diperkirakan akan lebih kecil dibandingkan dengan produksi beras pada tahun 2018 dan 2019, walaupun masih akan menyisakan sedikit surplus pada akhir tahun 2020,” katanya, Selasa (1/9/2020).
Dia menuturkan pemerintah mengambil berbagai langkah strategis dalam rangka menjamin ketersediaan stok pangan nasional sehingga ketahanan pangan nasional dapat tetap terjaga.
Sejumlah langkah-langkah yang diambil adalah melakukan upaya intensifikasi, diversifikasi pangan, penguatan cadangan beras pemeritah daerah, serta membangun lumbung pangan masyarakat.
Sementara itu, penurunan terjadi akibat sejumlah faktor. Dua di antaranya adalah musim kemarau yang melanda sedikitnya 30 persen wilayah pertanian serta menurunnya lahan pertanian dari tahun ke tahun.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam konferensi pers pagi tadi mengatakan bahwa gabah kering panen di tingkat petani harga naik 0,61 persen pada Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020. Kondisi ini akibat jumlah panen berkurang sehingga harga gabah meningkat.
Selain itu, harga beras kualitas premium di penggilingan juga mengalami peningkatan 0,31 persen pada Agustus 2020 terhadap Juli 2020. Akan tetapi harga beras grosir dan eceran di konsumen justru mengalami penurunan.
“ini menunjukkan bahwa harga beras sangat terjaga, dengan di Bulog cukup sehingga dari sisi konsumen harga beras masih mengalami penurunan dibandingka bulah Juli 2020,” sebutnya.