Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Co-Living Space dan Indekos Modern, Kedua Nyaris Tak Berbeda

Indekos masih menjadi pilihan utama hunian sementara ketimbang apartemen atau rumah tapak dengan berbagai biaya tambahan yang harus dikeluarkan.
ilustrasi penghuni coliving/istimewa
ilustrasi penghuni coliving/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga hunian yang begitu cepat membuat sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama kaum muda atau milenial memilih untuk tinggal di hunian sementara sambil menunggu tercapainya kemampuan finansial untuk memiliki hunian permanen.

Hal tersebut tentunya menjadi peluang emas bagi pelaku usaha indekos, terutama di kota-kota besar yang menjadi pusat aktivitas perekonomian di Tanah Air. Indekos masih menjadi pilihan utama hunian sementara ketimbang apartemen atau rumah tapak dengan berbagai biaya tambahan yang harus dikeluarkan.

Selain itu, perubahan preferensi kaum milenial yang lebih memilih menghabiskan uangnya untuk mendapatkan banyak pengalaman baru alih-alih membeli hunian membuat bisnis indekos makin menggiurkan.

Berangkat dari peluang emas tersebut OYO Hotels and Home (OYO) akhirnya meluncurkan OYO Life pada 9 Oktober 2019. Layanan tersebut awalnya dikembangkan sebagai co-living space atau hunian bersama yang mana seluruh penghuninya berinteraksi dalam satu komunitas.

Namun, dalam perkembangannya konsep tersebut tak berhasil dikembangkan lantaran konsumen lebih menginginkan terjaganya privasi mereka masing-masing layaknya menyewa apartemen.

“Apalagi untuk [konsumen] properti premium atau high-end ini tentu yang dicari adalah privasi terjaga dan cenderung individualis. Kita pernah mencoba membuat konsep seperti itu di properti premium kita, tetapi tidak berhasil. Kalau yang standar sedikit berbeda konsumennya, public area untuk interaksi harus ada disana,” kata Head of Emerging Business OYO Indonesia Andika kepada Bisnis belum lama ini,

Andika menjelaskan perbedaan antara OYO Life standar dan premium terletak pada fasilitas yang disediakan. OYO Life premium menyediakan fasilitas tambahan berupa pemanas air dan parkir mobil. Selain itu, terdapat pula layanan pembersihan kamar secara rutin.

Adapun, untuk OYO Life standar fasilitas yang tersedia setidaknya adalah tempat tidur, toilet atau kamar mandi di masing-masing kamar, pendingin udara, televisi, Wi-Fi, kamera CCTV di area publik, dan resepsionis 24 jam.

Menurut Andika, harga yang ditawarkan oleh OYO Life bervariasi tergantung dari lokasi properti. Untuk OYO Life standar harganya mulai dari Rp1,2 juta, sedangkan OYO Life premium tersedia dengan harga mulai dari Rp 2,8 juta.

Saat ini, dia menyebut layanan OYO Life sudah tersedia di delapan kota dengan lebih dari 2.500 kamar. Sebagian kecil diantaranya berada di tempat yang sama dengan layanan penginapan atau hotel OYO.

“Hanya 5 persen saja yang propertinya menjadi satu dengan penginapan harian OYO, biasanya di tempat-tempat wisata seperti Bali yang memang indekos disaja juga menyewakan harian,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Andika mengungkapkan pandemi Covid-19 membuat ekspansi dari OYO Life tak berjalan sesuai rencana. Kebijakan bekerja dari rumah yang diterapkan oleh sebagian besar instansi pemerintah atau perusahaan membuat sebagian dari penghuni indekos yang kebanyakan adalah perantau memilih untuk pulang ke kampung halamannya.

Demikian halnya dengan kegiatan perkuliahan di kampus negeri maupun swasta yang belum bisa dipastikan kapan akan berjalan normal kembali.

“Penghuninya kan kebanyakan perantau atau mereka yang rumahnya jauh dari kantor tidak ingin pulang pergi. Kalau seperti sekarang ya tentunya yang mengisi jadi tidak banyak karena mereka memilih pulang, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar [indekos] dan membeli makanan di luar,” tuturnya.

Untuk menyiasati hal tersebut, OYO Life bergerak menawarkan layanannya ke sejumlah perusahaan untuk tempat istirahat atau mes bagi para pekerjanya dalam jangka waktu lebih dari satu bulan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Andika menyebut upaya tersebut sudah membuahkan hasil.

“Sudah ada perusahaan yang menyewa kamar untuk pekerjanya dengan jumlah lumayan. Beberapa rumah sakit ini juga sudah kami tawarkan untuk tempat istirahat para tenaga medis agar tidak perlu bolak-balik ke rumahnya. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di kota-kota luar Jakarta ini,” tambahnya.

Walaupun demikian, Andika menyebut pihaknya tetap terbuka untuk bekerjasama dengan pemilik properti berupa rumah maupun apartemen yang ingin mengembangkan bisnis indekos. OYO dalam hal ini menawarkan kemudahan bagi pemilik properti dalam hal perawatan, pembayaran sewa dari konsumen, dan pemasaran.

“Pemilik properti ini biasanya kan ingin passive income dan tidak mau repot. Padahal bisnis indekos ini kan pastinya tidak lepas dari namanya repot perawatan, menagih uang sewa, belum lagi pemasaran. Bersama kami semua pemilik properti tak perlu repot lagi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper