Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal berpendapat diperlukan upaya serius pemerintah untuk bisa mencapai angka pertumbuhan 5,5 persen tersebut tahun depan.
"Pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 diperkirakan kontraksi, kalau dengan kaca mata sekarang belum bisa dibilang akan tercapai," katanya, Jumat (14/8/2020).
Menurutnya, relaksasi pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah harus disertai dengan penanganan wabah virus Corona yang lebih tinggi lagi.
"Kalau relaksasi tapi penangan wabah tidak serius, maka salah satunya akan dikorbankan," tuturnya.
Faisal mengatakan, satu-satunya yang bisa diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan adalah konsumsi rumah tangga.
Namun kendalanya, konsumsi rumah tangga mengalami tekanan yang sangat dalam pada 2020. Sehingga, imbuhnya, pemerintah tetap harus mengucurkan stimulus dan difokuskan pada kalangan bawah.
Baca Juga
Meski demikian, pemerintah juga harus memberi perhatian pada masyarakat kelas menengah. Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan sehingga menjadi pengangguran.
Angka kemiskinan juga dipastikan akan meningkat, bahkan akan mencapai dua digit jika kelompok masyarakat tersebut tidak mendapatkan stimulus bansos.
"Akan tetapi, di 2021 masalahnya implementasi bansosnya seberapa cepat. Kalau 2021 penyaluran BLT [bantuan langsung tunai] tidak cepat, apapun skemanya, [angka kemiskinan] bisa double digit," jelasnya.