Bisnis.com, JAKARTA — Para pembeli properti dinilai masih wait and see dengan kondisi saat ini sehingga penjualan hunian di bawah Rp1,5 miliar paling susah karena dampak pandemi ke level bawah sangatlah besar.
Senior Director Leads Property Darsono Tan mengatakan bahwa kondisi sampai akhir tahun akan tetap sama dan tidak akan ada perubahan signifikan baik dalam permintaan maupun pasokan.
"Semua akan wait and see," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (4/8/2020).
Dia menilai saat ini yang membeli properti adalah investor bukan orang yang membutuhkan rumah. Hal ini dikarenakan kondisi pandemi membuat daya beli banyak yang kurang baik sehingga pembeli yang dibidik belum jelas keperluannya.
"Saat nanti kondisi ekonomi membaik ini, user yang mampu membeli di bawah Rp1,5 miliar mungkin akan menjadi target market paling gemuk," tutur Darsono.
Sementara itu, Ketua Umum REI Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa minat beli terhadap properti hunian dengan harga Rp1,5 miliar ke bawah tetap ada.
Baca Juga
“Antusiasme masyarakat untuk memiliki rumah masih tinggi terutama untuk rumah kelas menengah dan kelas rumah subsidi, baik di Ibu Kota maupun di daerah. Memang apabila dibandingkan dengan sebelum pandemi tentunya masih jauh, tetapi memasuki kuartal ketiga ini ada harapan membaik," katanya.
Founder Panangian School of Property Panangian Simanungkalit mengatakan bahwa hingga akhir tahun, penjualan properti bakal ada penurunan sebesar 50 persen. Hal itu dikarenakan kondisi penjualan properti kuartal kedua tahun ini yang anjlok.
"Full year akan ada penurunan 50 persen, pada kuartal ketiga dan keempat akan bergerak sektor properti seiring pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif," ucapnya
Dia mengusulkan agar pengembang fokus dengan penjualan properti baik apartemen, rumah, town house, ruko dan lainnya di bawah harga Rp1 miliar.