Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mendata tren penurunan konsumsi sejak akhir kuartal I/2020 terhenti pada akhir semester I/2020.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mengatakan meningkatnya konsumsi semen pada akhir semester II/2020 disebabkan oleh pembanding yang rendah pada Juni 2019.
Pasalnya, Juni 2019 terdampak Ramadan yang notabenenya kegiatan konstruksi melambat selama kurang lebih 30 hari.
"Konsumsi semen di dalam negeri tercatat sebesar 4,8 juta ton [per Juni 2020] atau naik 29,2 persen. [Namun demikian,] konsumsi semen domestik pada semester I/2020 mengalami penurunan sekitar 2 juta ton atau minus 6,5 persen," ucapnya kepada Bisnis, Selasa (21/7/2020).
Sebelumnya ASI berharap, konsumsi semen diharapkan lebih baik selama Juni-Desember 2020 agar pertumbuhan produksi semen nasional tidak negatif.
Pasalnya, jika realisasi konsumsi selama 7 bulan awal 2020 lebih rendah daripada realisasi pada periode yang sama tahun lalu, produksi semen pada akhir tahun ini akan merosot sekitar 4 persen dari realisasi akhir 2019 atau menjadi 73,2 juta ton.
ASI mendata produksi semen pada akhir 2019 tercatat 76,2 juta ton atau tumbuh 1,3 persen secara tahunan. Adapun, angka tersebut telah lebih rendah dari target awal 2019 atau tumbuh sebesar 5 persen dari realisasi akhir 2018.
Pada awal 2020, target volume produksi semen ditargetkan dapat tumbuh sekitar 3-4 persen dari realisasi 2019. Namun demikian, Widodo merevisi target tersebut menjadi maksimal 0 persen dengan realisasi produksi selama semester I/2020.
Widodo mencatat pertumbuhan konsumsi semen per Juni 2020 terjadi di hampir penjuru negeri kecuali pulau Sulawesi (-2,3 persen).
Sementara itu, pulau lainnya mencatat pertumbuhan seperti Sumatera (39 persen), Jawa (34 persen), Kalimantan (37 persen), Bali dan Nusa Tenggara (3,6 persen), dan Maluku dan Papua (27 persen).
Kendati demikian, pertumbuhan konsumsi semen selama enam bulan pertama 2020 hanya terjadi di Maluku dan Papua (19,8 persen). Adapun, penurunan konsumsi terendah terjadi di pulau Jawa atau merosot 9,9 persen menjadi 14,7 juta ton.
Di samping itu, konsumsi di pulau Sumatra turun tipis 0,5 persen menjadi 6 juta ton. Seperti diketahui, konsumsi di pulau Jawa dan Sumatera masih berkontribusi sekitar 70 persen dari total konsumsi semen nasional.
Dia mengatakan pertumbuhan konsumsi di dalam negeri cukup menantang lantaran adanya pengalihan sebagian anggaran konstruksi ke anggaran penanganan Covid-19.
Dengan demikian, ujarnya, strategi yang akan diterapkan pabrikan pada semester II/2020 adalah melanjutkan strategi semester I/2020 yakni menggenjot performa ekspor.
Performa ekspor pada 6 bulan pertama 2020 membuat defisit konsumsi semen berkurang. Pasalnya, performa ekspor semen selama Januari-Juni 2020 tumbuh 29 persen secara tahunan menjadi 3,73 juta ton.
"Satu-satunya jalan untuk meningkatkan produksi adalah melalui peningkatan ekspor klinker dan semen," ucapnya.