Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Eksportir Beras Thailand mengatakan bahwa ekspor beras dari negara itu tahun ini kemungkinan turun menjadi 6,5 juta ton, terendah dalam 1 dekade dari proyeksi sebelumnya sebesar 7,5 juta ton karena serentetan faktor negatif.
Chookiat Ophaswongse, Presiden Kehormatan Asosiasi Eksportir Beras Thailand (Thai Rice Exporters Association), mengatakan bahwa setelah berdiskusi dengan para pejabat Kementerian Perdagangan termasuk Menteri Perdagangan Jurin Laksanawisit, mereka menurunkan perkiraan ekspor beras menjadi hanya 6,5 juta ton tahun ini.
"Ekspor beras Thailand terhambat oleh sejumlah faktor negatif, seperti krisis virus korona yang melemahkan permintaan global, baht yang kuat yang membuat beras Thailand lebih mahal, atau kekeringan yang berlanjut memotong produksi," kata Chookiat seperti dikutip dari www.bangkokpost.com, Selasa (21/7/2020).
Harga patokan beras Thailand patah 5 persen sekarang US$ 520 per ton, sedangkan harga beras dari Vietnam dan India masing-masing bernilai US$440—US$450 dan US$360 per ton.
"Harga [beras] Thailand yang relatif lebih mahal membuat pembeli memilih biji-bijian [beras] dari pesaing kami," katanya.
Dalam 5 bulan pertama tahun ini, Thailand mengekspor 2,57 juta ton beras, turun 31,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dengan nilai ekspor 54,2 miliar baht, turun 13,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama.
Baca Juga
Lima importir beras teratas dari Thailand untuk periode tersebut adalah AS (338.769 ton, naik 41,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), Afrika Selatan (231.412 ton, turun 12,6 persen), Angola (195.438 ton, turun 1,5 persen), China (120.207 ton, turun 41,6 persen), dan Jepang (116.338 ton, naik 7,9 persen).
Chookiat mengatakan bahwa untuk paruh kedua tahun ini, Thailand diperkirakan mengirim sekitar 3,5 juta ton.
Adapaun, pada paruh pertama, dia memperkirakan sebanyak 3 juta ton beras diekspor, sedangkan India dan Vietnam masing-masing diperkirakan mengirim 5,5 juta ton dan 3,4 juta ton.
Thailand mengekspor 7,58 juta ton beras senilai 131 miliar baht pada 2019, turun 32 persen dan 25 persen dari tahun sebelumnya.