Bisnis.com, JAKARTA - Setelah mencatatkan kontraksi kuartalan dua kali berturut-turut, Singapura resmi mengalami resesi teknis, dengan penurunan PDB sebesar 41,2 persen dibandingkan kuartal pertama 2020. Sedangkan secara tahunan, PDB kuartal kedua terkontraksi 12,6 persen.
Tauhid Ahmad, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef), menjelaskan setidaknya ada tiga pintu masuk eksposur penurunan di Singapura terhadap Indonesia. Pertama, nilai perdagangan yang turun tajam.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia-Singapura Januari hingga Mei 2020 sebesar US$10,41 miliar, menyusut 14,37 persen dibandingkan periode yang sama 2019 sebesar US$12,16 miliar. Namun, defisit neraca perdagangan Indonesia menurun dari tahun lalu US$1,62 miliar menjadi US$612,09 juta pada periode Januari-Mei 2020.
"Memang apa yang sedang terjadi di Singapura itu berpengaruh ke ekonomi Indonesia. Singapura juga perannya besar dalam ekspor non migas kita, peringkat kelima," katanya kepada Bisnis, Selasa (14/7/2020).
Kedua, penurunan dari sektor pariwisata. Secara keseluruhan, kedatangan wisatawan mancanegara pada Mei 2020 mengalami penurunan tajam sebesar 86,90 persen menjadi 163.646 dari periode yang sama tahun lalu 1.249.536. Sementara itu, wisatawan dari Singapura pada Mei berjumlah 1.335 atau turun 99,03 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 136.961.
Ketiga, penanaman modal asing. Kendati menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada kuartal pertama realisasi investasi dari Singapura masih tumbuh, bahkan menjadi yang tertinggi, tetapi pada kuartal kedua diperkirakan akan terpukul. Pada kuartal pertama, total investasi asing Singapura di Indonesia mencapai US$2,7 miliar atau 40 persen dari total penanaman modal asing di dalam negeri.
"Ketika Singapura mengalami guncangan, mereka pasti akan mengurangi rencana investasi baru dan atau mengurangi ekspansi dari investasi yang sudah ada," katanya.
Tauhid mengatakan perlu perhitungan lebih lanjut mengenai eksposur penurunan di tiga sektor tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, dampak yang jelas yakni pada kinerja ekspor-impor, pariwisata, dan penanaman modal asing.