Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Krisis dengan Go Online Bersama UMKM

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengajak para pelaku UMKM untuk berjualan secara ­online melalui program BNI Kreasi Nusantara Craft ­Online.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengharuskan seluruh pelaku usaha mengoptimalkan platform digital agar tetap bertahan. Apalagi, pembatasan tatap muka dan pertemuan fisik juga membuat masyarakat mengubah kebiasaannya.

Sayangnya belum semua pelaku usaha, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki kemampuan yang baik untuk merambah dan mengoptimalkan platform dalam jaringan atau daring tersebut.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. sebagai salah satu bank yang aktif melakukan pembinaan terhadap UMKM pun menyadari hal tersebut. Bank pelat merah itu mengajak para pelaku UMKM untuk berjualan secara ­online melalui program BNI Kreasi Nusantara Craft ­Online.

Program yang ditujukan untuk membantu UMKM bertahan dari dampak Covid-19 itu mempermudah proses berjualan secara online.

Corina Leyla Karnalies, Direktur Bisnus Konsumer BNI, mengatakan bahwa BNI Kreasi Nusantara Craft Online merupakan terobosan yang dilakukan untuk membantu produsen produk lokal membuka pasar baru secara ­online.

Langkah itu juga diharapkan mampu membuka pe­luang para pekerja yang kehilangan pekerjaannya untuk tetap aktif secara ekonomi.

“Ini adalah cara kami memberikan stimulus pasar online kepada UMKM. Searah dengan upaya pemerintah dalam gerakan nasional bangga buatan Indonesia, dan gerakan 100.000 UMKM go online,” katanya.

Nuri Ningsih Hidayati, pendiri Marenggo Natural Dyes Batik (Marenggo) yang menjadi salah satu binaan BNI, mengatakan bahwa pihaknya mulai menerapkan ber­bagai tips yang diberikan saat pihaknya mendapatkan pelatihan dari BNI.

Hal itu dilakukan agar dapat mempertahankan pen­jualannya di tengah pandemi Covid-19. Ke depan, Marenggo pun akan fokus mengembangkan penjualan berbasis website. Saat ini Marenggo sebenarnya telah memiliki laman resmi, tetapi masih kesulitan untuk menjadikannya sebagai kanal penjualan.

Selain itu, Nuri juga aktif memanfaatkan media sosial, WhatsApp, dan email untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Bahkan, Nuri juga menghubungi sejumlah konsumen yang pernah membeli batiknya untuk ditawarkan produk terbaru.

“Untuk website masih pada profil saja, belum mulai ke arah penjualan. Sudah dibuat website dan arahnya memang akan dijual di situ. Kalau ada dari BNI bisa mem­berikan pelatihan berbasis website tentu sangat mem­bantu,” ujarnya kepada Bisnis.

Dia berharap, BNI yang genap 74 tahun pada tahun ini tidak pernah lelah untuk membina para UMKM Indonesia. Menurutnya, pengalaman pendampingan yang dilakukan BNI sejauh ini sangat membantu mengembangkan bisnis Marenggo.

Sedikit berbeda dialami oleh Batiksoul Guitars yang ­telah memasarkan produknya melalui website dan je­jaring sosial. Penjualan gitar butik karya Batiksoul Guitars sedikit melambat tetapi tidak signifikan karena penjualan telah lama dilakukan secara online termasuk memanfaatkan platform e-commerce.

“Berkurang sedikit tapi tidak signifikan karena produk kami gitar, kemudian saat lockdown banyak orang cari gitar jadi orderan stabil saja. Turun tapi tidak banyak karena saya 90% pemasaran kami secara online, ujar Guruh Sabdo Nugroho, Founder Batiksoul Guitars.

Menurutnya, pandemi Covid-19 berdampak pada UMKM yang mungkin belum memiliki kanal penjualan daring.

BELI PRODUK LOKAL

Untuk mendukung pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19, BNI juga melakukan kampanye #UntukUMKM­Indonesia. Kampanye tersebut dilakukan bersama mitra UMKM Rumah Kreatif BUMN (RKB) dengan menginisiasi pemasaran online.

Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan ­Menengah (UMKM) BNI Tambok P Setyawati mengatakan bahwa dengan membeli produk UMKM dari RKB BNI, secara tidak langsung masyarakat turut membantu pelaku usaha rumahan agar tetap bertahan dengan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19.

Jika usaha berjalan, tentunya akan menahan laju pemutusan hubungan kerja (PHK), dan dapat menekan potensi gangguan sosial di masyarakat.

“Ditengah wabah Covid-19 ini, pemasaran online dengan memaksimalkan teknologi merupakan salah satu strategi untuk tetap bertahan bagi UMKM. Hal ini sejalan dengan misi RKB untuk menjadi wadah bagi UMKM dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha dengan cara Go Modern, Go ­Digital, dan Go Online,” ujarnya.

Melalui Program #UntukUMKMIndonesia, BNI memfasilitasi kurasi produk UMKM mitra RKB dari berbagai kota di Indonesia. Kurasi ini bertujuan untuk memudahkan para pelanggan tetap mitra binaan agar dapat memenuhi kebutuhannya tanpa harus keluar rumah.

Masyarakat juga dapat melakuan pemesanan ­produk-produk unggulan UMKM dengan meng­akses official instagram @RKB.BNI dan 14 akun media social RKB binaan BNI yang tersebar di ber­bagai kota di Indonesia.

Melalui media sosial tersebut, produk-produk UMKM yang telah dikurasi oleh pengurus RKB ditampilkan beserta nomor kontak UMKM agar pembeli dapat langsung berkomunikasi dengan pelaku UMKM.

Setelah memilih produk UMKM sesuai dengan kebutuhan dan melakukan pembayaran, maka produk UMKM akan dikirimkan melalui jasa ­pengiriman yang telah disepakati.

RKB BNI juga aktif memproduksi kebutuhan ­ma­syarakat dan tenaga medis di tengah wabah corona seperti masker, handsanitzer, dan baju pelindung tenaga medis atau hazmat.

Hingga kini, BNI membina 44 RKB di Indonesia. Ribuan UMKM aktif mengembangkan diri di RKB-RKB tersebut.

Program-program pelatihan untuk mendorong UMKM Naik Kelas menjadi kegiatan regular RKB BNI seperti pelatihan pengenalan dasar tentang pentingnya pengembangan pasar secara online, cara mendaftar di marketplace, pengemasan ­produk, manajemen keuangan hingga fotografi produk.

BNI juga aktif membantu pembiayaan UKM ­dengan program KUR hingga membawa UKM-UKM ke pameran-pameran tingkat nasional dan inter­nasional.

Selain memaksimalkan pemasaran online produk UMKM di tengah wabah Covid-19, BNI bersama Himpunan Bank Negara juga berkomitmen mendukung kebijakan pemerintah menjalankan skema restrukturisasi bagi debitur UMKM sesuai dengan peraturan OJK tentang Stimulus Perekonomian ­Nasional.

BNI memberikan keringanan pembayaran cicilan kepada 183.359 debitur sektor UMKM. UMKM yang mendapatkan keringanan ialah pelaku usaha yang terdampak Covid-19 dan memiliki kolektabilitas yang lancar dan ko­operatif dengan bank.

“Debitur segmen kecil dan mikro tersebut ­memiliki ­pinjaman Rp24,3 triliun,” kata Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P. Setyawati.

Jumlah debitur yang mendapat keringanan itu men­capai 68,6% dari total debitur UMKM bank BUMN ini. Jumlah itu berpotensi bertambah mengingat data terkumpul per 19 Juni 2020.

Keringanan yang diberikan antara lain keringanan ­bunga, penundaan pembayaran pokok dan perpan­jangan jangka waktu pembayaran cicilan.

Dalam pelaksanaan restruktutisasi tersebut nantinya akan dilakukan asesmen terhadap profil, kapasitas, dan ketepatan membayar debiturnya, juga verifikasi bahwa debitur memang terdampak COVID-19 atau memiliki track record yang baik.

“BNI sudah menyiapkan kebijakan relaksasi melalui restrukturisasi sesuai kondisi dan kemampuan Nasabah Mitra Usaha BNI, sehingga dapat melewati krisis ini secara Bersama-sama,” ucap Tambok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Thomas Mola
Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper