Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resep Bertahan Saat Pandemi Ala Arief Yahya

Arief Yahya menyatakan tiga poin penting dalam menghadapi pandemi bertumpu pada ndigital imperative, decoding ekonomi Covid-19, dan digital transformation.
Pandemi Covid-19 berhasil mempercepat transformasi bisnis serta aktivitas jual beli dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi. - Antara
Pandemi Covid-19 berhasil mempercepat transformasi bisnis serta aktivitas jual beli dari tradisional menjadi daring atau online lewat prinsip digitalisasi. - Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Pariwisata periode 2014--2019, Arief Yahya membagikan resep bertahan bagi perusahaan di saat pandemi dengan tiga poin kunci yakni digital imperative, decoding ekonomi Covid-19, dan digital transformation.

Dia berpendapat transformasi digital merupakan solusi jitu bagi perusahaan yang ingin bertahan di era low touch economy, yaitu kondisi para pelaku usaha membatasi kontak langsung dengan pembeli. 

Pertama adalah digital imperative dalam melakukan transformasi mendasar pada bisnisnya.

“Kedua, perlu melakukan decoding ekonomi yang terkait dengan Covid-19 dengan memetakan industri yang memiliki potensi tumbuh. Dan ketiga adalah transformasi digital dengan cara-cara yang tidak biasa,” tuturnya dalam agenda Indonesia Brand Forum 2020< Rabu (1/7/2020).

Pria asli Banyuwangi ini juga menambahkan, setelah melakukan transformasi digital, setiap perusahaan harus menguatkan brand-nya agar selalu relevan di era digital

“Brand anda harus membangun persepsi melalui 3C, yaitu contribution, competencies dan communication. Ketiga hal ini yang akan membentuk reputasi brand yang kuat,” ujarnya.

Selain itu, untuk membangun brand leadership di era low touch economy, pria yang hobi main tenis ini juga menawarkan konsep brand yang memodifikasi teori brand identity-nya David Aaker.

“Dari sisi brand sebagai produk, kita harus bisa leading brand kita dari high touch ke low touch. Sedangkan dari sisi brand sebagai organisasi, brand kita harus global minded. Brand kita sebagai person juga harus semakin personal atau customer centric, dan ujungnya adalah membawa brand kita dari egoistical ke social secara simbolis,” pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper