Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai perlu mengantisipasi krisis pangan yang terjadi selama pandemi Covid-19 seperti yang diprediksi oleh Food and Agriculture Organization (FAO).
FAO memprediksi bahwa akan terjadi krisis pangan secara global. Di Indonesia, produksi beras Indonesia pada 2019 berada di kisaran 31,31 juta ton, sedangkan kebutuhan beras sebesar 29,9 juta ton per tahun.
Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno mengatakan, permintaan pangan saat ini sangat besar. Hal ini merupakan potensi untuk memenuhi pasar dalam negeri, sebagai subtitusi impor.
"Saat ini di luar panic buying, permintaan pasokan bahan pangan sudah naik 10 persen, sementara supply berkurang hingga 25 persen. Desa-desa lumbung pangan karena PSBB maka produksinya berkurang. Ada empat provinsi yang rentan terkait produksi beras nasional terhadap Covid-19 yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Dalam Webinar bersama OK OCE Serikat Tani Islam Indonesia (STII), Senin (15/6/2020), dia juga menyatakan lima gagasan aman pangan, yakni pertama di era pandemi, negeri ini berpeluang mengejar defisit dan mencegah krisis pangan. Kedua, menumbuhkan ketahanan pangan mulai dari lingkup keluarga hingga bangsa.
Ketiga, melipatgandakan kapasitas produksi pangan lokal. Keempat, perkaya food mix dengan bahan baku asli Indonesia, terutama ikan. Terakhir, terapkan teknologi, ciptakan green jobs untuk generasi muda.
Baca Juga
Tidak hanya itu, Sandi juga menjelaskan krisis pangan bisa saja terjadi karena perubahan iklim, cuaca, serta pembatasan skala sosial bersakala besar atau PSBB. Semua provinsi memiliki potensi risiko yang sama, sehingga harus bersiap.