Bisnis.com, JAKARTA – Meskipun harus tutup pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta, beberapa penyedia layanan coworking space tetap berupaya membantu perusahaan dengan pemaksimalan jaringan dan komunitas.
Director Ciputra Group Nararya Ciputra Sastrawinata mengatakan bahwa pada masa pandemi, dengan banyaknya perusahaan yang menerapkan kerja dari rumah (work from home/WFH), memang akan sulit bagi mereka untuk melakukan pengisian pada ruang-ruang kantor.
“Di salah satu proyek kami, CreO, memang jadi ada hambatan untuk perusahaan masuk ruang kantor baru. Mereka lebih memilih set up di rumah dulu atau di ruko,” ungkapnya.
Namun, dia yakin apabila konsep ruang kerja fleksibel ke depannya bisa lebih diminati. Namun, terkait dengan kebutuhan bisnis pengembang, para perusahaan yang mengisi CreO harapannya bisa melakukan pembelian ruang kantor strata.
“Jadi, tidak lagi sewa per bulan. Mereka bisa beli, jadi punya alamat pasti, tapi dengan suasana yang sama nyaman, batas antara leisure dan ruang kantor tidak tegas, dekat dengan mal, dan lebih fleksibel,” kata Nararya.
Sementara itu, CEO GoWork Co-Founder GoWork Vanessa Hendriadi Li yakin permintaan ruang kerja fleksibel akan tetap ada. Bahkan, menurutnya, bisa menguat dengan adanya pergeseran cara orang bekerja, terutama dari kalangan milenial.
“Di tengah masa seperti ini perusahaan juga memerlukan fleksibilitas dan solusi untuk efisiensi atau penyesuaian, misalnya harus mengurangi karyawan, atas alasan apapun, dengan cepat juga tanpa harus tergantung oleh satu tempat atau kantor,” katanya
Selama Covid, Vanessa menyebutkan bahwa GoWork sudah melakukan beberapa upaya agar bisa tetap berfungsi baik sebagai operator coworking space. Yang menjadi perhatian utama adalah keselamatan para karyawan dan anggota.
“Dengan mengikuti aturan pemerintah, kita melakukan efisiensi biaya cukup awal. Seharusnya tahun ini ada lokasi baru yang buka tiap bulan, itu direvisi,” ungkapnya.
Kemudian, terkait dengan cara bayar, pihak GoWork juga melakukan diskusi dengan landlord dan member untuk mencari solusi agar tetap saling menguntungkan.
“Kami juga buat jalur komunikasi terbuka dengan karyawan dan member agar memberikan rasa pasti terkait apakah pekerjaannya aman beberapa bulan ke depan, sekaligus mengkomunikasikan soal THR [tunjangan hari raya] dan sebagainya,” kata Vanessa.
Vanessa menyebutkan selama masa PSBB hanya ada dua atau tiga lokasi GoWork yang dibuka, karena diisi oleh industri esensial. Selama ditutup, GoWork juga tetap melakukan kegiatan daring seperti Live Instagram, atau webinar dengan para komunitasnya.
“Hal ini supaya fungsi kami sebagai coworking space tetap berjalan,” tuturnya.