Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Siap Pacu Penjualan Properti Usai Corona Mereda

Sentimen corona yang muncul pada akhir tahun lalu membawa dampak yang cukup besar terhadap permintaan properti.
Ilustrasi desain perumahan CitraGarden Puri. Istimewa
Ilustrasi desain perumahan CitraGarden Puri. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia siap memacu penjualan properti anggotanya lebih gencar lagi setelah virus corona jenis baru atau Covid-19 mereda di Indonesia.

Hal tersebut dilakukan sebagai respons Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) terhadap anjloknya penjualan properti residensial di pasar primer berdasarkan survei Bank Indonesia.

Survei Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan rumah di pasar primer selama 3 bulan pertama tahun ini anjlok 30,52 persen atau lebih dalam dari kuartal sebelumnya sebesar -16,33 persen dan dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu 23,77 persen.

Secara tahunan, BI juga mencatat bahwa penjualan rumah mengalami penurunan yang hebat yakni -43,19 persen dari kuartal sebelumnya sebesar 1,19 persen. 

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan bahwa sentimen corona yang muncul pada akhir tahun lalu di Wuhan, China, dan meluas ke beberapa negara termasuk Indonesia membawa dampak yang cukup besar terhadap permintaan properti.

"Semua sektor juga menurun. Memang kalau laporan Bank Indonesia itu kan karena [suku bunga] KPR dan Covid-19. [Namau,] kalau untuk kuartal pertama ini saya kira memang karena Covid-19," katanya kepada Bisnis, Rabu (13/5/2020).

Totok mengatakan bahwa tanda-tanda penurunan penjualan sebetulnya terlihat pada Februari dan mulai berdampak pada Maret atau saat kasus pertama mulai diumumkan di Indonesia. Pada saat yang bersamaan, ruang gerak pemasaran juga makin terbatas.

Lagi pula, kata Totok, sebagian orang juga sudah memprediksi bahwa corona telah masuk ke Indonesia jauh-jauh hari. Sebagai bentuk antsipasi, masyarakat kemudian menahan daya belinya sehingga berdampak pada realisasi pembelian rumah.

Adapun, BI mencatat penurunan terjadi pada seluruh tipe rumah baik rumah besar 41,01 persen, rumah tipe menengah -34,39 persen, dan tipe rumah kecil -26,09 persen.

"Nah, kenapa [penurunan] juga terjadi di rumah sederhana? karena jumlahnya [kuotanya] sedikit dan perbankan juga seperti ditahan-tahan realisasinya," tuturnya.

Totok belum bisa memprediksi lebih jauh soal penjualan rumah pada kuartal II/2020 seiring kasus corona yang juga belum bisa diatasi. Dia menyatakan bahwa hal ini juga tergantung dari kebijakan apa yang akan diberikan oleh pemerintah.

Hanya saja, di tengah kewajaran penurunan tersebut, Totok mengaku bahwa pihaknya siap memacu penjualan rumah di segala segmen.

"Bagaimanapun dan apapun [masalah yang ada] yang penting kita tetap eksis dan rumah sederhana harus meningkat. Sekarang gimana caranya supaya properti itu bertahan sehingga saat Covid-19 selesai [penjualan] bisa berakselerasi."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper