Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relokasi Pabrik Untuk Padat Karya Dinilai Wajar

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan hal itu sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir ini. Menurutnya, isu utama dari kegiatan relokasi yakni tekait upah minimum provinsi atau UMP.
Foto aerial kawasan industri MM2100 di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial kawasan industri MM2100 di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (15/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Tren perpindahan pabrik dari berbagai wilayah industri ke Jawa Tengah dinilai bukan sebagai hal baru dan masih bernilai positif.

Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar mengatakan hal itu sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir ini. Menurutnya, isu utama dari kegiatan relokasi yakni tekait upah minimum provinsi atau UMP.

"Kalau untuk industri alas kaki, garmen, atau sejenisnya lokasi produksi bukan menjadi masalah tetapi pergeseran dari yang upah tinggi ke rendah tentu yang lebih diperhatikan," katanya kepada Bisnis, Senin (11/5/2020).

Sanny mencontohkan pada sebuah pabrik jika memiliki 5.000 karyawan lalu dihadapkan dengan UMP satu wilayah Rp4,7 juta dibandingkan dengan daerah ber-UMP Rp2,2 juta seperti Brebes, maka akan lebih memilih relokasi.

Pasalnya, dari selisih angka itu maka modal untuk membangun pabrik sudah bisa ditutup dalam waktu satu bulan saja. Sanny menilai tren ini ke depan akan berlanjut apalagi dengan berbagai rencana investasi baru.

"Jadi masih positif saja selagi pindahnya di daerah yang termasuk Nusantara bukan di Myanmar atau Vietnam kan? Karena tak hanya yang dari Banten dari Bekasi, Karawang juga sudah banyak yang pindah ke Jawa Tengah," ujarnya.

Sanny pun menilai ke depan arah pengembangan kawasan Bekasi akan diisi oleh industri dengan teknologi tinggi yang memiliki alokasi upah tinggi pula. Tak hanya itu, industri ini juga membutuhkan kedekatan dengan Ibu Kota.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper