Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendanaan Sulit, APBI Sebut Proyek PLTU Batu Bara Tetap Aman

Kalangan pengusaha batu bara meyakini proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara tidak akan berdampak meski sejumlah perbankan Jepang tak lagi memberikan pinjaman.
Penampakan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo, Jawa Timur./Istimewa/PLN
Penampakan PLTU Paiton 1 dan 2 dari sisi perairan utara Probolinggo, Jawa Timur./Istimewa/PLN

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pengusaha batu bara meyakini proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara tidak akan berdampak meski sejumlah perbankan Jepang tak lagi memberikan pinjaman.

Untuk diketahui, perbankan Jepang yak tak lagi memberi pinjaman itu adalah Mizuho, Japan’s Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG), dan The Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara (APBI) Hendra Sinadia mengatakan Jepang menjadi salah satu dari tiga negara yang masih mendanai proyek-proyek PLTU di Asia. Namun, selain itu, masih ada dua negara lainnya yang mendanai proyek PLTU di Asia yakni yaitu China dan Korea Selatan.

"Memang ada beberapa lembaga keuangan dari Jepang yang memutuskan menghentikan pendanaan proyek-proyek berbasis batu bara, tetapi tentu tidak semuanya mengambil sikap seperti itu," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, masih ada beberapa lembaga pembiayaan yang masih tetap mengucurkan dana untuk proyek-proyek PLTU batu bara.

Hal itu karena pertimbangan bahwa batu bara masih menjadi sumber energi yang termurah dan paling efisien meskipun saat ini harga minyak dalam titik terendah dan menghadapi persaingan dengan harga gas.

Dari sisi perusahaan sendiri, lanjutnya, beberapa proyek PLTU masih berjalan terutama yang sudahfinancial closing seperti PLTU Batang milik Adaro dan konsorsium dan beberapa PLTU yang lain.

Perusahaan yang lain juga dalam membangun PLTU tidak seluruhnya bergantung pada pinjaman dari bank untuk membiayai berbagai proyek PLTU.

"Emiten ini pun akan berupaya mengoptimalkan pencarian dana untuk kebutuhan proyek pembangkit listrik dari berbagai sumber, tak terkecuali instrumen-instrumen di pasar modal," ucap Hendra.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli mengatakan beberapa bank di Jepang seperti The Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) sudah menarik diri dari pembiayaan energi berbahan bakar fosil terutama batu bara.

"Sumber alternatif pembiayaan masih belum diketahui, kemungkinan terbesarnya dari China dan Singapura sebagaimana diketahui negara tersebut adalah investor besar bagi Indonesia," ujarnya.

Saat ini, China masih aktif melakukan investasi di beberapa negara berkembang seperti Pakistan, Bangladesh, Filipina, Vietnam, dan Indonesia.

Ke depan, lanjutnya, sumber pembiayaan juga bisa dari group power plant yang sudah mapan misalnya dari Korea Selatan dan Taiwan. Namun, potensi ini sulit akan didapatkan oleh Indonesia mengingat aturan yang tidak ramah investasi.

"Birokrasi investasi SDA di hilir yang menyangkut hajat hidup orang banyak masih complecated, mereka lebih memilih ke Vietnam yang lebih terbuka," tutur Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper