Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa Pengaruh Covid-19 pada Pasar Properti Luar Jawa Kecil?

Nilai yang dihasilkan dari penjualan rumah tipe kecil hanya berkontribusi sekitar 25 persen dari nilai keseluruhan properti.
Kota Medan/pemkomedan.go.id
Kota Medan/pemkomedan.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar properti dan pembangunan di luar Jawa diperkirakan tidak mengalami banyak pengaruh dengan adanya pandemi Covid-19.

Presiden FIABCI Asia Pasifik Soelaeman Soemawinata mengatakan bahwa pembelian rumah di daerah luar Jawa seperti di Medan dan Palembang tidak akan mengalami penurunan separah di Ibu Kota.

“Turun sudah pasti, tapi tidak akan separah di Jakarta. Pertama, karena kebanyakan di daerah penjualan didominasi ruko, rumah kecil, khususnya subsidi yang kebutuhannya selalu ada,” ungkapnya pada web seninar, Rabu (29/4/2020).

Penjualan properti di daerah juga akan bergantung pada mata pencaharian mayoritas warganya. Apabila banyak warganya yang berasal dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS), kemungkinan untuk aman lebih tinggi karena setidaknya gaji PNS tetap ada." Kecuali kalau banyak masyarakatnya yang pekerja informal, itu beda lagi nasibnya.”

Namun, tidak begitu terpengaruhnya penjualan properti di daerah belum tentu menjadi pendukung pasar properti secara keseluruhan. Pasalnya, Eman mengatakan bahwa nilai yang dihasilkan dari penjualan rumah tipe kecil hanya berkontribusi sekitar 25 persen dari nilai keseluruhan properti.

Sementara itu, pasar rumah kelas menengah atas, sewa properti perkantoran, ritel, dan kawasan industri terhenti sama sekali. Pengembang maupun pemilik properti dari yang rata-rata penghasilannya tiap bulan miliaran rupiah sekarang jadi nol.

“Hal itu tidak bisa menjadi patokan juga kalau permintaan di daerah masih tinggi, tetapi setidaknya pengembang di daerah tersebut tidak mati, bisa tetap survive membiayai pekerjanya,” lanjutnya.

Eman menyebutkan bahwa kemungkinan krisis bisnis properti tahun ini bisa mengulang krisis pada 1998. Untuk bisa kembali naik dan bangkit, pengembang akan perlu waktu cukup panjang, sekitar 1 tahun hingga 2 tahun paling cepat. “Namun, yang saya yakin, industri properti bisa bangkit lebih cepat dari perkiraan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper