Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Isolasi Mandiri di Hotel Belum Ungkit Tingkat Okupansi

Kalangan perhotelan terus mencari cara untuk meningkatkan angka keterisian atau okupansi. Sejauh ini, paket isolasi mandiri yang ditawarkan belum mendorong kenaikan okupansi.
Ilustrasi-Resepsionis hotel sedang melayani calon konsumen./Bisnis-Amri Nur Rahmat
Ilustrasi-Resepsionis hotel sedang melayani calon konsumen./Bisnis-Amri Nur Rahmat

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan perhotelan terus mencari cara untuk meningkatkan angka keterisian atau okupansi. Sejauh ini, paket isolasi mandiri yang ditawarkan belum mendorong kenaikan okupansi.

Paket isolasi mandiri ditawarkan sejumlah hotel di tengah wabah virus Corona jenis baru penyebab Covid-19.

Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan penawaran paket tersebut memang jadi salah satu strategi untuk bisa bertahan di tengah pandemi.

Hal itu disampaikan Hariyadi dalam seminar virtual bertajuk Strategi Pengelola Industri Perhotelan Menghadapi Covid dan Krisis di Jakarta, Kamis (16/4/2020). 

"Terkait demand-nya, memang relatif kecil. Ada yang menerima tenaga medis dan isolasi mandiri, tapi jumlahnya kalau dibandingkan kondisi normal, ya jauh. Tapi paling tidak kalau memungkinkan, tetap kita upayakan berjalan," kata Hariyadi.

Menurut Hariyadi karena permintaannya rendah sudah pasti strategi tersebut tidak menguntungkan. Namun, jika bisa menutup biaya operasional, pihak hotel akan mengupayakan promo tersebut bisa berjalan.

"Misal di Jakarta ada hotel punya Pemda, memang penuh karena diisi tenaga medisnya, tapi kan tidak semua [hotel] bisa menikmati kondisi itu," kata Haryadi.

Di sisi lain, lanjut Ketua Umum Apindo itu, hotel juga kehilangan potensi pendapatan dari pasar pemerintah dan korporasi yang biasanya menggelar kegiatan di hotel.

Oleh karena itu, perhotelan dinilai menjadi sektor yang paling terdampak Covid-19. Konsumen ritel yang non-pemerintah dan korporasi pun tidak bisa diharapkan karena kondisi masyarakat yang juga kesulitan.

"Bahkan kami sekarang tidak bisa menyebut besaran okupansi karena okupansi itu dihitung kalau di atas 10 persen. Sekarang kondisinya sudah di bawah 10 persen," ujarnya.

Lebih lanjut Hariyadi mengungkapkan sempat ada diskusi dengan pemerintah daerah mengenai penggunaan hotel untuk tempat isolasi pemudik yang nekat kembali ke kampung halamannya.

Menurut Hariyadi hal itu besar kemungkinan bisa dilakukan karena pemerintah daerah tidak mungkin menolak warga yang memaksa kembali ke kampung halaman mereka

"Tapi kami dari sektor riil, kita berharap mudik tidak terjadi karena akan jauh lebih sulit jika penanganan kesehatan tidak berjalan, lalu menyebar. Itu kan tidak mudah. Tapi, itu mungkin akan dijalankan. Ada kemungkinan ke sana [digunakan pemda untuk isolasi pemudik]," kata Hariyadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper