Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat properti menilai bahwa masa pemulihan sektor properti selepas virus corona jenis baru atau Covid-19 mereda dinilai bisa lebih cepat, bahkan tidak sampai dalam hitungan 6 bulan.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali tranghanda mengatakan bahwa sektor properti setidaknya bisa pulih kembali dalam rentang waktu 1 bulan hingga 2 bulan setelah mengalami guncangan hebat karena corona yang mengakibatkan transaksi properti turut tersendat.
Menurutnya, bila wabah corona di Indonesia diasumsikan memuncak pada Mei atau Juli dan dengan sedemikian rupa dapat langsung diatasi, sektor properti akan dapat kembali penetrasi maksimal pada September.
"September semoga bisa mulai normal meskipun masih dibayangi kekhawatiran," katanya pada Bisnis, Selasa (14/4/2020).
Ali beralasan bahwa tantangan hebat akibat sentimen corona diprediksi berlangsung pada kuartal II/2020. Lagi pula, perlambatan telah terjadi ketika memasuki akhir kuartal I/2020.
Dari sejumlah survei Indonesia Property Watch (IPW), pasar perumahan primer di Provinsi Banten bahkan harus turun 49,5 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sementara, nilai penjualan pasar perumahan primer di DKI Jakarta turun 33,3 persen.
Ali mengatakan bahwa selepas corona mereda, subsektor yang paling akan cepat diserap oleh pasar adalah subsektor residensial atau rumah tapak mengingat jadi sasaran para konsumen, sedangkan kalangan investor masih menahan diri.
"Sementara yang paling cepat pulih adalah landed, sedangkan apartemen akan menyusul setelahnya. Dan yang paling lambat pulih adalah subsektor perkantoran," tuturnya.
Aleviery Akbar, penilai properti dari Kantor Jasa Penilai Publik Hendra dan Rekan (KJPPHR) menambahkan bahwa pemulihan bisa lebih cepat karena didorong oleh beberapa faktor.
Pertama, calon konsumen akan segera memanfaatkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,5 persen.
Kedua, para pengembang juga dinilai akan memberi banyak intensif dan diskon untuk menambal arus kas yang sempat terganggu sehingga memancing reaksi para calon konsumen.
Ketiga, sektor manufaktur bisa bergerak kembali dan logistik juga akan membaik sehingga berefek pula pada industri properti.
Terakhir, keempat, sektor-sektor yang diuntungkan dengan kondisi saat ini seperti kesehatan, farmasi, platform digital, dan telekomunikasi dinilai bisa menjadi investor baru di sektor properti.
Akbar juga mengatakan bahwa isu corona ini berbeda dengan krisis global 1998 yang memang turut berdampak pada industri Tanah Air yang saat itu sektor properti seketika menjadi booming dalam rentang waktu hanya dua tahun.