Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Direlaksasi, Harga Bawang Putih dan Bombai Stabil

Kementerian Pertanian memastikan telah sepakat dengan Kementerian Perdagangan terkait kebijakan relaksasi impor bawang putih dan bawang bombai untuk memudahkan pemenuhan stok.
Pedagang menunjukan bawang putih di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pedagang menunjukan bawang putih di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kebijakan relaksasi impor untuk bawang putih dan bombai membuat harga bawang saat ini turun drastis.

Pedagang bawang putih pada Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Haji Anas mengaku bersyukur harga bawang putih dan bombai turun drastis di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Dia menjelaskan turunnya harga bawang putih dan bombai telah membuat harga bawang kembali stabil.

"Harga saat ini kami beli dikisaran harga Rp21.000 untuk jenis Honan dan jenis Kating Rp22.000 per kilogram di Jakarta. Di Surabaya juga jenis honan Rp21.000 dan kating Rp21.500 per kilogram. Memang Februari lalu sempat tembus Rp50.000 per kilogram, tapi sekarang sudah stabil lagi,” tutur Anas, Senin (13/4/2020).

Dia juga mengapresiasi langkah Pemerintah Pusat yang melakukan pembenahan impor beberapa hari lalu di Indonesia. Hal tersebut, menurut Anas telah membuat harga bawang putih dan bombai kembali stabil.

"Kan kemarin itu pemerintah sudah melakukan pembenahan impor, sehingga harga sudah turun kembali," katanya.

Anas berharap turunnya harga bawang putih dan bombai tersebut terus diawasi oleh Pemerintah Pusat, agar tidak kembali melonjak, terutama pada saat menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idulfitri.

“Saya berharap pemerintah pusat terus melakukan pengawasan, kalau bisa tidak sampai selesai virus corona saja, tapi setelah itu harus diawasi jangan sampai nanti malah terjadi penimbunan, apalagi ini mau menghadapi bukan puasa dan lebaran, kan kasihan konsumen harus menanggung harga yang tinggi” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian memastikan telah sepakat dengan Kementerian Perdagangan terkait kebijakan relaksasi impor bawang putih dan bawang bombai untuk memudahkan pemenuhan stok dalam masa tanggap darurat Covid-19.

"Kementan dan Kemendag satu suara kalau untuk kepentingan rakyat. Terkait keamanan pangan, tentu teman-teman di Karantina Pertanian akan tetap menjalankan fungsinya," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto di Jakarta, Minggu (30/3/2020).

Dalam paket relaksasi yang berlaku hingga 31 Mei 2020 tersebut, Pemerintah memutuskan importasi produk hortikultura yang dibutuhkan masyarakat tidak harus menyertakan Surat Perijinan Impor (SPI), maupun Laporan Surveyor (LS) yang selama ini diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan.

Melalui relaksasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2020, Kemendag juga membebaskan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), khususnya untuk komoditas bawang merah dan bawang putih.

Di sisi lain, Badan Karantina Kementerian Pertanian juga akan melakukan prosedur karantina untuk keamanan produk impor bawang putih dan bawang bombai tanpa mempersyaratkan RIPH untuk pemasukan barang. Kementerian Pertanian telah menerbitkan RIPH bawang putih sebanyak 450.000 ton kepada 54 importir dan 227.000 ton untuk bawang bombai kepada 43 importir.

Guna memenuhi segera pasokan dalam negeri, Prihasto meminta para pelaku usaha yang sudah mengantongi RIPH untuk segera merealisasikan impornya. Menurut perhitungan Kementan, jika impor direalisasikan, stok bawang putih cukup hingga akhir tahun dan bawang bombai cukup sampai satu setengah tahun.

Ada pun kebutuhan nasional bawang putih diperkirakan mencapai 47.000--48.000 ton per bulan. Sementara kebutuhan bawang bombai sebanyak 10.000-11.000 ton per bulan. "Selama periode relaksasi ini, kami minta importir yang sudah diterbitkan RIPH untuk segera merealisasikan impornya," kata Prihasto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper